Prostitusi liar terpantau masih menjamur di sejumlah wilayah kecamatan di kabupaten Lumajang. Bahkan, operasionalnya juga terang-terangan karena diantara lokalisasi ini ada yang lokasinya tepat berada di belakang Mapolsek.
Drs H As’at Malik, Mag Wakil Bupati Lumajang kepada Sentral FM, Rabu (14/5/2014), mengatakan bahwa keberadaan prostitusi liar ini memang sangat menganggu terutama jika kemudian menjadi jujugan bagi anak-anak muda.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya bersama MUI dan IDEAL (Ikatan Da’i Lokalisasi) di Kabupaten Lumajang ini akan terus berupaya memberikan pencerahan itu. Hanya saja berbicara prostitusi, tidak hanya semudah mengambil kebijakan penertiban saja.
“Masih ada faktor sosial yang harus dipertimbangkan, terutama untuk mencarikan solusi bagi para PSK (Pekerja Seks Komersial) dan Mucikari agar tidak menekuni profesi yang sama. Bagaimana cara mengentasnya, itu yang menjadi perhatian kami. Tentunya nanti akan melibatkan Kantor Sosial dan instansi terkait lainnya guna memberikan pelatihan dan permodalan kerja bagi mereka,” paparnya.
Faktor sosial lainnya, lanjut dia, ada diantara pelaku prostitusi adalah mereka-mereka yang menjadi korban saja. Dalam arti, perempuan yang ditinggal suaminya kemudian terpaksa terjerumus di prostitusi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dirinya dan keluarga.
Untuk itu Pemkab Lumajang harus mencari solusi dengan tidak hanya menerapkan kebijakan penertiban saja. “Kalau sudah berbicara masalah perut, ditertibkan hari ini, besok saya jamin pasti akan kembali. Karena sudah menjadi kebutuhan. Lain halnya jika prostitusi karena penyakit dan kebutuhan. Kan ada perempuan yang memang punya kelainan seks misalnya, hingga terjun ke prostitusi. Untuk yang satu ini, ya pengecualian,” katanya.
Ditegaskan oleh As’at Malik, untuk masalah prostitusi, Pemkab Lumajang sampai kapanpun tidak akan memberikan perijinan dan legalisasi di Kota Lumajang. (her/dwi)
NOW ON AIR SSFM 100
