Sabtu, 23 November 2024
Merebaknya virus MERS-Cov

Jamaah Lansia Gagal Tes Kesehatan Disarankan Tunda Keberangkatan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Merebaknya virus MERS-Cov (Middle East Respiratory Sindrome Corona Virus) di Arab Saudi membuat jajaran Dinkes melakukan berbagai upaya guna mengantisipasi agar tidak banyak warganya yang menjadi pembawa potensi penyakit ini kembali ke Lumajang.

Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan koordinasi dengan jajaran Kantor Kementerian Agama (Kemenag) guna melakukan sosialisasi dan pencegahan dengan memastikan kesehatan serta kebugaran fisik jamaah umroh dan haji mendatang.

H Nurmaluddin Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lumajang ketika dikonfirmasi Sentral FM, Rabu (14/5/2014) mengatakan, kantor Kemenag pun melakukan hal yang sama dengan segera mengumpulkan penyelenggara umroh dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Kabupaten Lumajang guna melakukan sosialisasi.

“Karena MERS-Cov ini merupakan penyakit baru, maka kami akan mengumpulkan KBIH di Lumajang yang jumlahnya 5 KBIH untuk melakukan sosialisasi. Insya Allah 19 Mei nanti, KBIH akan kita kumpulkan. KBIH harus ikut memastikan kondisi kesehatan jamaah umroh dan haji dengan memiliki stamina yang bagus ketika akan berangkat ke tanah suci. Hal ini agar tidak tertular virus timur tengah tersebut,” kata Nurmaluddin.

Melalui KBIH, lanjut dia, akan dijelaskan apa penyebab penularan virus itu dan dampaknya bagi kesehatan. Selain itu, atas sinyal Kantor Kemenag Provinsi Jatim yang menyarankan kepada KBIH untuk menunda keberangkatan memberangkatkan jamaah umroh lansia diatas usia 60 tahun yang kondisi kesehatannya tidak layak dengan dibuktikan gagal tes medis agar dipatuhi.

“Saran itu untuk memastikan kesehatan jamaan itu sendiri. Namun hal ini sebatas saran dan rekomendasi saja. Kami tidak bisa melarang karena tidak ada aturan regulasi untuk menerapkan larangan jamaah umroh berangkat ke tanah suci,” ujar dia.

Hanya saja yang sulit adalah stigma dari masyarakat tradisional lokal berusia lanjut, yang kerap kali berangkat ke tanah suci meski dalam kondisi kesehatan yang tidak layak dengan tujuan untuk meninggal di sana. “Stigma itu masih ada dan melekat di kalangan orang sepuh-sepuh lho. Namun, kita akan memberikan pemahaman kepada jamaah termasuk keluarganya untuk mengerti kondisi yang saat ini,” ungkapnya.

Kendati demikian, jamaah umroh dan jamaah haji mendatang akan dilakukan evaluasi hasil tes medisnya sebelum disampaikan saran rekomendasi kepada yang berangkutan dari Kantor Kemenag. “Kalau hasil tes kesehatannya dinyatakan gagal atau tidak sehat, ya akan kita sampaikan rekomendasi. Namun ada juga jamaah lansia yang kesehatannya masih fit dan bugar, apa kita akan melarang,” terangnya.

Di tanah suci, sambung Nurmaluddin, jamaah juga kerap kali tidak mengindahkan kebersihan karena memang interaksinya dengan jutaan jamaah lainnya. Termasuk juga dengan hewan unta yang menjadi penyebab penularan virus MERS-Cov ini. “Yang saya tahu, jamaah di tanah suci kalau tidak minum susu Unta atau foto sama Unta tidak sreg. Bahkan ada analogi, jamaah haji batuk itu biasa. Yang tidak batuk itu hanya Unta,” tuturnya. .

Sosialisasi yang sama, lanjut Nurmaluddin, juga akan disampaikan kepada calon jamaah haji yang akan berangkat Tahun 2014 ini. Hanya saja, hal itu masih dalam tahap perencanaan karena tahun haji masih cukup lama. “Nanti akan kita agendakan untuk mengumpukan CJH guna mewaspadai virus MERS-Cov ini,” katanya.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah Sulsum Wahyudi, SKM. Mkes Kepala Dinkes Kabupaten Lumajang mengatakan bahwa sosialisasi kepada jamaah umroh dan haji akan dilakukan instansinya dengan kerjasama Kantor Kemenag dan KBIH. Tujuannya agar jamaah bisa mengantisipasi penularan virus ini selama beribadah di tanah suci.

“Sosialisasi itu, untuk memberikan pemahaman pentingnya kesehatan dan kebugaran fisik jamaah sebelum bernagkat ke tanah suci. Diknalkan penyakit, cara penularannya, baik dari Unta ke manusia atau dari manusia ke manusia. Tidak hanya itu saja, juga diberikan saran rekomendasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,” katanya.

Menyangkut temuan pasien jamaah umroh yang Suspect MERS-Cov, Kepala Dinkes menyatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan RSD dr Haryoto guna penanganannya. “Masih dalam penanganannya. Apakah nanti dirujuk ke Surabaya ataukah dirawat dengan isolasi di sini. Saya masih belum mendapatkan laporan terakhir,” pungkas dia. (her/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs