Sabtu, 23 November 2024

Utamakan Kuliah, Relakan Medali Emas

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Yosia Chrismas atlet Kempo Universitas Narotama Surabaya merelakan medali emas demi pendidikan. Foto: Humas Unnar Surabaya

Yosia Chrismas mahasiswa Universitas Narotama Surabaya atlet cabang Kempo pada Pomda Jawa Timur, secara sukarela menyerahkan medali emas saat berlaga di babak final, ternyata punya alasan kuat karena tidak ingin meninggalkan bangku kuliah.

Meraih medali emas dalam kejuaraan tentu menjadi impian setiap peserta pekan olah raga. Tapi bagi Yosia Chrismas dengan memenangkan laga final Kempo di Pomda Jawa Timur maka mengharuskan Yosia berangkat ke Pomnas di Jakarta.

Yosi sapaan Yosia Chrismas yang saat ini duduk di tahun ke empat masa perkuliahannya ternyata mengaku lebih memilih menomorsatukan pendidikan. Pasalnya, jika Yosi meraih medali emas dalam ajang Pomda, maka ia pun harus berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas).

“Kalau untuk berangkat ke Pomnas, saya sudah tidak sanggup karena pasti harus meninggalkan kuliah. Ketika berangkat Pomnas tahun 2017 saja saya sudah mulai melalaikan kuliah dan hasilnya ada mata kuliah yang harus mengulang. Saya tidak mau seperti itu lagi,” terang mahasiswa Sistem Informasi Universitas Narotama (Unnar) Surabaya ini.

Yosi pun memberikan kesempatan pada lawannya di babak final Pomda untuk melaju ke ajang Pomnas.

“Kebetulan lawan saat final adalah teman akrab saya dari universitas di Surabaya dan dia sebelumnya gagal dapat medali di kejuaraan Porprov. Jadi saya minta dia gunakan kesempatan ini dengan baik untuk menambah jam terbang dan berlatih sungguh-sungguh. Kalau tidak ia gunakan dengan baik, maka jika di pertandingan tahun-tahun berikutnya dia bertemu lagi dengan saya ya saya tidak akan mengalah lagi,” kata Yosi dengan canda.

Alumni SMKN 1 Surabaya itu juga tidak terlalu menargetkan untuk bisa mengikuti Pra PON 2020. Apalagi juga karena Yosi sudah pernah mengikuti Pra PON 2015 meskipun belum bisa lolos ke PON.

“Pra PON 2015 seharusnya saya lolos karena sudah masuk 3 besar. Tapi di akhir ternyata terkena sanksi dan poinnya dipotong 5 poin yang menyebabkan posisi saya anjlok menjadi peringkat terakhir,” papar Yosi.

Karena hal itu, Yosi sempat vakum selama 1 tahun karena trauma dan merasa kesal. Berkat dorongan teman-teman dan pelatih, akhirnya Yosi kembali menggeluti Kempo.

“Tapi saya tetap akan menomorsatukan kuliah karena saya menganggap Kempo hanya sampingan seperti hobi yang memberi saya banyak pengalaman,” ujar Yosi.

Yosi pun merasa sudah cukup puas dengan pencapaiannya sampai saat ini sejak ia memutuskan untuk berlatih Kempo ketika duduk di kelas 2 SD.

“Ketika kelas 3 SD saya sudah ikut tim kota untuk tanding dan bersyukur sudah meraih banyak medali juga,” pungkas Yosi, Jumat (9/8/2019). Sampai saat ini Yosi sudah mengumpulkan lebih dari 15 medali emas dan 9 medali perak.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs