Pasien Amerika Serikat pertama yang diuji positif untuk virus mematikan Sindroma Pernafasan Timur Tengah (MERS) akan masih diisolasi di rumah setelah dia dibebaskan dari satu rumah sakit Indiana, kata para pejabat.
Pasien akan tetap dalam isolasi sampai Departemen Kesehatan Negara Bagian Indiana dan Pusat untuk Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menentukan ia tidak lagi berisiko menularkan kepada masyarakat, kata Komunitas Rumah Sakit di Munster dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Antara.
Rumah sakit sedang bekerja mengenai rencana membebaskan pasien dari rumah sakit, karena kesehatannya terus membaik dan diharapkan akan keluar dalam hari mendatang, kata pernyataan itu.
CDC mengkonfirmasi Jumat bahwa pihaknya telah mengidentifikasi kasus pertama MERS di negara itu, meningkatkan kekhawatiran baru tentang penyebaran global penyakit dengan tingkat kematian tinggi dan belum diketahui pengobatannya itu.
Pasien itu adalah seorang pekerja kesehatan yang bekerja di Arab Saudi, di mana virus itu pertama kali terdeteksi pada tahun 2012, yang datang ke Indiana untuk mengunjungi keluarga.
Pejabat Saudi mengatakan, korban wabah belakangan ini masih meningkat, dengan 18 kasus baru di ibu kota Riyadh, di mana pasien AS itu bekerja.
Sampai dengan 50 pekerja rumah sakit serta anggota keluarga dan kontak dekat mereka dengan pasien yang dipantau untuk tanda-tanda
virus telah diuji negatif untuk MERS.
Semua karyawan rumah sakit Indiana dan anggota keluarga pasien akan diuji ulang pada akhir 14 hari masa inkubasi untuk konfirmasi akhir mereka bebas dari MERS. (ant/dwi)