Penggunaan open source berupa software atau aplikasi di Indonesia perlu terus ditingkatkan.
Kondisi ini perlu dilakukan, karena masyarakat Indonesia masih terbiasa menggunakan windows sebagai software pendukung hadware mereka, khususnya dekstop.
Betti Alisyahbana Ketua Umum Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) mengatakan, meski belum ada data pasti pengguna open source di Indonesia, dia memastikan dengan penggunaan open source, akan banyak keuntungan yang didapat.
“Tidak hanya hemat, tapi open source sekarang ini sudah banyak digunakan di smartphone seperti iPhone dan android yang lebih praktis dibanding menggunakan dekstop atau laptop,” ujar Betti, Rabu (23/4/2014).
Ditambahkan Betti, untuk lebih mengenalkan manfaat dan penggunaan open source, AOSI mengajak warga Surabaya, untuk bisa hadir dan mengikuti workshop gratis yang digelar di Hotel Bumi Surabaya, mulai Rabu (23/4/2014) sampai Kamis (24/4/2014) dengan tema Indonesia Creative Open Source Software (ICroSS).
Menurut Betti, diharapkan dengan semakin terbiasanya masyarakat menggunakan open source maka mereka akan sadar, kalau dengan open source, para penggunanya bisa lebih kreatif dalam membuat program, lebih cepat dan bisa belajar untuk mandiri dalam membuat sebuah program open source.
Rencanya ke depan, untuk lebih memastikan pengguna open source di Indonesia, AOSI akan membuat software khusus yang akan mendata semua perusahaan dan perorangan atau komunitas pengguna open source. “Sekarang program itu sedang digagas dan akan segera direalisasi,” ujar Betti.
Sementara selama workshop ICroSS digelar, AOSI juga akan menggelar beberapa kegiatan, diantaranya kompetisi hacker Indonesia dengan open source. “Kegiatan itu akan diikuti 18 perguruan tinggi di Indonesia dan akan dipraktekkan langsung di lokasi, sehingga bisa menginspirasi para pengguna teknologi informasi, khususnya di Surabaya,” pungkas Betti. (tas/dwi)
Teks Foto :
– Para peserta workshop pengguna open source dalam ICroSS di Hotel Bumi Surabaya, Rabu (23/4/2014).
Foto : Teguh suarasurabaya.net