Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, menyampaikan belasungkawa dan duka cita yang mendalam atas musibah tenggelamnya kapal feri “Sewol” di Korea Selatan pada Rabu minggu lalu (16/4/2014).
Menlu Marty Natalegawa menyampaikan belasungkawa tersebut dalam acara pembukaan lokakarya internasional di Jakarta.
“Mari gunakan kesempatan ini untuk secara bersama-sama menyampaikan simpati dan belasungkawa kita yang mendalam atas tragedi, kejadian dan kecelakaan yang terjadi baru-baru ini yang telah merenggut banyak nyawa,” ujar Marty.
26 April lalu, Kapal Feri “Sewol” yang mengangkut 475 orang, sebagian besar merupakan siswa sekolah menengah atas, mengalami kecelakaan dan tenggelam di perairan pantai Barat daya Korea Selatan.
Hingga saat ini, 64 orang telah dipastikan meninggal, 238 lainnya masih dalam pencarian, dan 174 orang selamat.
Menurut Marty, musibah yang menimpa kapal feri di Korea Selatan, dan juga misteri hilangnya maskapai penerbangan Malaysia (Malaysia Airlines), telah menunjukkan akan pentingnya koordinasi dan kerjasama dalam melakukan perlindungan terhadap manusia, khususnya di wilayah maritim.
Domain kelautan, lanjut Marty, seharusnya dapat menjadi hal yang mendekatkan semua negara untuk bekerja bersama-sama, ketimbang menjadikannya masalah pribadi masing-masing negara.
Bagi Indonesia sendiri, Marty mengatakan laut adalah hal yang sangat penting dalam menentukan arah kebijakan nasional karena posisinya sebagai negara kepulauan.
“Oleh karena itu, kami sangat bersemangat untuk mempromosikan perlindungan manusia, terutama pada pergerakan irregular manusia di laut, karena hal ini bukanlah suatu pilihan yang dapat dikesampingkan, melainkan suatu hal yang sangat penting bagi semua pihak,” kata Marty.
Indonesia menggelar lokakarya internasional tentang peregerakan irregular manusia di laut pada 21-22 April 2014 yang dihadiri 63 delegasi dari 16 negara, termasuk Indonesia, Afghanistan, Australia, Bangladesh, Filipina, Iran, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Papua Nugini, Selandia Baru, Sri Langka, dan Thailand. (ant/rst)