Calon anggota legislatif yang telah mengetahui hasil pemungutan dan perhitungan suara yang dilakukan pada 9 April 2014 kalah mulai datang ke dokter spesialis kejiwaan.
Tomi Hermansyah Dokter spesialis kejiwaan Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH Kota Sukabumi mengatakan sudah ada beberapa caleg yang datang ke tempat prateknya karena mengaku depresi akibat tidak mampu meraup suara pada pileg kemarin.
“Sudah sekitar lima caleg yang datang ke kami, dari hasil pemeriksaan sementara caleg yang berkonsultasi mayoritas depresi atau belum bisa menerima kekalahannya pada pemilu kemarin tetapi, tingkat depresinya masih ringan sehingga tidak perlu untuk dilakukan rawat inap,” kata Tomi seperti dilaporkan Antara.
Menurut Tomi mayoritas caleg yang datang kepada dirinya untuk berkonsultasi mengeluh tidak bisa tidur karena masih membayangkan kekalahannya tersebut, maka dari itu untuk caleg yang sudah berkonsultasi pihaknya memberikan terapi jalan agar kondisi emosionalnya dan kejiwaannya kembali normal.
Diakuinya, setiap pemilu selalu ada caleg yang datang ke RSUD R Syamsudin SH khususnya ke spesialis kejiwaan untuk berkonsultasi setelah kalah dalam perebutan kursi, namun sampai saat ini belum ada caleg maupun mantan caleg yang depresi berat sehingga kejiwaannya terganggu.
“Caleg kalah rawan terganggu mentalnya, karena untuk berjuang dan memperebutkan kursi di legisltif mereka harus mengeluarkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit, sehingga saat tahu kalah mereka tidak bisa menerima dan akhirnya stres atau depresi,” katanya.
Tetapi sampai saat ini selama menangani caleg yang depresi, tidak ditemukan adanya caleg yang kejiwaannya menjadi rusak atau sakit jiwa, setelah diberikan terapi si caleg bisa kembali normal dan perlahan melupakan kekalahannya.
Sementara itu Joni Setiawan Humas RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi mengatakan pihaknya sudah menyediakan bangsal khusus untuk caleg yang membutuhkan rawat inap dan nantinya mereka ditempatkan di ruang kemuning khusus untuk pasien yang terganggu kejiwaannya.
Namun, untuk ruang caleg stres nantinya akan dipisah dengan pasien sakit jiwa lainnya dan disediakan perawat khusus. (ant/dwi)