Blood moon, atau gerhana bulan total saat ini, Selasa (15/4/2014) diketahui masih berlangsung dan bisa dinikmati hanya di beberapa wilayah saja.
Menurut Dr. Hakim Lutfi Malasan, Observatorium Bosscha waktu dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (15/4/2014), beberapa wilayah yang beruntung bisa menikmati fenomena langka ini secara penuh ialah di Hawaii, Amerika Selatan dan beberapa kawasan Asia Timur seperti Filipina dan Jepang.
“Kalau untuk Indonesia hanya di wilayah timur saja seperti, Irian Barat, Maluku, Ternate dan beberapa kawasan lain di Indonesia bagian timur,” terangnya.
Meski demikian, ia menambahkan, gerhana bulan hanya terlihat pada tahap akhir fase gerhana atau sekitar pukul 18.00-19.00 WIT.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian barat, gerhana bulan ini tidak bisa diamati. Hal ini karena proses gerhana bulan terjadi di siang hingga sore hari Waktu Indonesia Barat (WIB).
“Proses gerhana sudah berakhir pada saat bulan terbit di wilayah barat Indonesia,” katanya.
Sementara itu terkait sebutan Blood Moon, Hakim menjelaskan bahwa itu hanya istilah yang diciptakan dan berkembang di masyarakat, sedangkan dalam ilmu astronomi hanya dikenal dengan istilah gerhana bulan total saja dan ini fenomena yang biasa.
“Bulan bisa berwarna merah karena ada konfigurasi antara bumi dan matahari. Itu adalah efek dari hamburan cahaya matahari oleh atmosfer bumi. Jadi tidak ada hubungannya dengan hal-hal mistis yang berkembang di masyarakat,” ungkapnya.
Beberapa masyarakat mengaitkan gerhana bulan merah dengan akan datangnya kiamat dan berbagai unsur lain yang sifatnya klenik.
Selain itu, kata Ilham, gerhana bulan yang terjadi saat ini akan menyebabkan gaya total pasang surut air laut yang lebih tinggi dari gerhana lainnya.
“Menurut saya proses terjadinya sangat perfect, tapi sayang tidak bisa mengamatinya dari wilayah jawa bagian barat,” katanya. (ain/ipg)