Sabtu, 23 November 2024

Empat Siswa Down Syndrome di Lumajang Tidak Mengikuti UN

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

SMA Luar Biasa Bhakti Wanita di Jl. Basuki Rahmad Gang Dispenduk, Kecamatan Kota Lumajang juga fokus mengikuti UN, Senin (14/4/2014).

Kepada Sentral FM, Sri Aminah Kepala Sekolah (Kasek) SMA Luar Biasa Bhakti Wanita menjelaskan, sebenarnya siswa SMA Luar Biasa Bhakti Wanita tercatat sebanyak 8 orang anak didik. Namun, hanya 4 anak didik saja yang bisa mengikuti UN sedangkan 4 anak didik lainnya yang merupakan siswa tuna grahita atau pengidap down syndrome tidak mengikuti UN.

“Sebab, siswa down syndrome memang tidak diwajibkan mengikuti UN hingga kami tidak mendaftarkan mereka sebagai peserta. Sebab, siswa down syndrome lambat belajar dan tidak bisa mengikuti UN,” papar Sri Aminah.

Dari pantauan Sentral FM, keempat siswa berkebutuhan khusus ini ditempatkan pada satu ruang yang disekat menjadi dua. Masing-masing ruang, ditempati seorang siswa tuna daksa atau cacat tubuh dan tiga siswa tuna rungu. Keempatnya, tampak tekun membaca naskah soal lalu mengisi lembar jawaban di hadapannya.

Suasana di ruangan itu tampak senyap hingga keempat peserta UN ini pun betul-betul fokus dengan soal yang akan dikerjakan. “Memang hanya satu ruang saja yang kami gunakan di sekolah ini karena memang pesertanya minim,” kata dia.

Secara keseluruhan, lanjut dia, pelaksanaan UN di sekolahnya berlangsung lancar. Tidak ada kendala, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Baik berupa kekurangan maupun kerusakan naskah soal dan lembar jawabannya.

“Alhamdullilah sejak dimulai pagi tadi, tidak ada kendala sedikitpun. Semuanya lancar. Ya mungkin karena peserta di sini kan sedikit jadi lancar-lancar saja,” papar Kasek SMA Luar Biasa Bhakti Wanita ini.

Untuk jadwal pelaksanaan UN di sekolah berkebutuhan khusus ini, kata dia, akan berlangsung selama 3 hari. Jadwal ini sama dengan sekolah-sekolah lainnya. Hanya saja, siswa berkebutuhan khusus hanya akan melaksanakan UN dengan 3 bidang studi yang diujikan.

“Hari pertama, siswa SMA Luar Biasa mengerjakan soal bidang studi Bahasa Indonesia dan hari kedua untuk soal matematika. Sedangkan, untuk hari ketiga akan mengerjakan soal Bahasa Inggris,” tuturnya.

Selain itu, untuk waktu mengerjakan soal UN bagi siswa berkebutuhan khusus, berbeda dengan sekolah normal. Siswa berkebutuhan khusus diberikan waktu tambahan 30 menit. “Untuk soal Bahasa Indonesia hari ini, anak didik kami mulai mengerjakan sejak pukul 07.30 dan berakhir pukul 10.00. Sementara untuk siswa di sekolah normal dimulai pukul 07.30 dan berakhir pukul 09.30,” jlentrehnya.

Untuk tenaga pengawas ujiannya, Sri Aminah mengungkapkan, diterapkan system silang. Di SMA Luar Biasa Bhakti Wanita ditempatkan tenaga pengawas dari SMP Luar Biasa dan SD Luar Biasa Bhakti Wanita. “Jumlah pengawasnya 4 orang, ditambah Pengawas Satuan Pendidikan dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dan pengamanan dari Polres Lumajang,” pungkas dia. (her/dwi)

Teks Foto :
– Siswa berkebutuhan khusus di SMA Luar Biasa Bhakti Pertiwi Lumajang mengikuti Ujian Nasional (UN).
Foto : Sentral FM.

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs