Empat mahasiswi asal Jepang yang sedang melaksanakan kuliah di kampus Unitomo Surabaya, Rabu (9/4/2014) hadir di Tempat Pemugutan Suara (TPS) 10 kelurahan Medokan Semampir untuk melihat dari dekat proses pencoblosan.
“Mereka memang hadir ke TPS itu untuk melihat langsung bagaimana proses demokrasi di Indonseia khususnya di Surabaya dalam konteks Pileg 2014 berlangsung. Mereka ingin langsung melihat,” kata Agustiawan Joko Baruno Humas Unitomo Surabaya pada suarasurabaya.net.
Tidak hanya itu, lanjut Agus, keempat mahasiswi asal Jepang itu juga sedang mengikuti kuliah singkat yang digelar tidka jauh dari TPS sekaligus mendatangi TPS sebagai lokasi studi.
“Ada mata kuliah Hukum yang langsung ditangani Rektor, dan pada kesempatan itu, para mahasiswa langsung diajak mendatangi lokasi TPS, termasuk empat mahasiswi asal Jepang itu,” ujarnya.
Para mahasiswi itu mendapatkan penjelasan bagaimana proses pencoblosan dilakukan. Mulai dari penerimaan surat undangan pencoblosan hingga pencelupan jari kelingking kedalam tinta.
Sebelumnya, kepada para mahasiswi asal Jepang itu ditunjukkan daftar pemilih tetap (DPT) sebagai satu diantara acuan hak pilih masyarakat. “Apakah jika nama mereka tidak ada berarti tidak boleh mencoblos?” tanya Yuke satu diantara mahasiswi Jepang itu.
Kemudian oleh Agustiawan Joko Baruno dipaparkan bahwa ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat melakukan pencoblosan meskipun nama yang bersangkutan tidak masuk dalam daftar pemilih tetap.
Mengenakan Kimono, ke empat mahasiswi asal Jepang itu menarik perhatian warga masyarakat yang sedang menunggu antrian dialam TPS 10 kelurahan Medokan Semampir kecamatan Sukolilo, Surabaya.(tok)
Teks foto:
– Dua diantara empat mahasiswi Jepang yang hadir di TPS Sukolilo.
Foto: Totok suarasurabaya.net