Selasa, 26 November 2024

Inflasi Malang Tertinggi di Jatim

Laporan oleh Desy Kurnia
Bagikan

Angka inflasi Kota Malang, yang mencapai 0,43 persen pada Maret 2014 menjadi yang tertinggi di Jatim. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, angka tersebut melampaui inflasi provinsi itu yang mencapai 0,23 persen.

Erny Fatma Setyoharini, Kasi Statistik dan Distribusi BPS Kota Malang, Senin (7/4/2014), mengatakan dari delapan kota/kabupaten di Jatim yang disurvei inflasi dan indeks harga konsumen (IHK)-nya, Kota Malang yang paling tinggi angka inflasinya.

“Ada 10 komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kota Malang karena adanya kenaikan harga, yakni cabai rawit, rokok kretek, minyak goreng, rokok kretek filter, bawang merah, beras, bawang putih, semen, pasir, dan tarif angkutan udara,” katanya.

Lebih lanjut Erny mengatakan tarif angkutan udara menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi di kota itu karena pergerakan warga Kota Malang yang menggunakan jasa transportasi udara cukup besar.

Secara persentase, katanya, angkutan udara yang masuk kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan menyumbang inflasi sebesar 0,19 persen, kemudian sektor makanan jadi, minuman, rokok, tembakau yang menyumbang inflasi sebesar 0,09 persen, dan sisanya sektor bahan makanan.

Selain Kota Malang, inflasi tujuh kota lainnya di Jatim yang disurvei adalah Kota Madiun yang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen, Surabaya 0,23 persen, Banyuwangi 0,20 persen,Kota Probolinggo 0,16 persen, Sumenep 0,08 persen, Jember 0,03 persen, dan Kota Kediri 0,02 persen.

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi di Kota Malang, khususnya cabai rawit hingga saat ini harganya masih cukup tinggi, yakni rata-rata mencapai Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.

Selain itu, harga minyak goreng juga masih tinggi, untuk minyak goreng curah rata-rata mencapai Rp 12 ribu per liter dan minyak goreng kemasan, seperti Bimoli, Sunco, Sania, dan Kunci Mas seharga Rp 12 – 15 ribu per liter.

Sedangkan komoditas pokok yang harganya mengalami penurunan adalah telur ayam buras, dari seharga Rp 16 – 17 ribu per kilogram menjadi Rp 14 – 13 ribu per kilogram. Ayam potong dari harga Rp 28 – 30 ribu per kilogram menjadi Rp 26 ribu per kilogram. (ant/ain/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
34o
Kurs