Sawahan, Manukan Kulon dan Bangkingan masuk dalam peringkat tertinggi daerah yang penduduknya terjangkit penyakit demam berdarah selama Januari-Maret 2014.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya angka penderita demam berdarah pada 2014 triwulan pertama di Kota Surabaya sebanyak 139 penderita. Angka ini menurun dibandingkan triwulan pertama 2013 yakni sebanyak 815 penderita. Jumlah penderita DBD yang meninggal dunia pada 2014 ini sebanyak 2014 pada Januari dan Februari.
Drg. Febria Rachmanita Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada Radio Suara Surabaya, Rabu (2/4/2014) mengatakan, ketiga daerah itu menjadi daerah dengan jumlah penderita DBD tertinggi di kota Surabaya karena kepadatan populasi.
“Karena Sawahan dan Manukan Kulon itu penduduknya padat, Bangkingan juga mutasi penduduknya banyak. Sekarang kita juga fokuskan untuk pemberantasan penyakit DBD di tiga daerah itu,” kata dia.
Untuk usia penderita penyakit demam berdarah, lanjut dia, merata terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Ini berbeda dengan tahun 2013 yang 60-70 persennya menjangkiti anak-anak.
“Sebenarnya kalau penyakit demam berdarah ini tidak melihat umur jadi berpotensi menjangkiti siapa saja,” ujar dia.
Meskipun pada 2014 ini angka penderitanya menurun drastis, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap ikut bekerjasama melakukan upaya-upaya pencegahan. Seperti pemberantasan sarang nyamuk, pemakaian abate yang dilakukan secara rutin.
“Mudah-mudahan masyarakat juga ikut sadar untuk melakukan pencegahan secara rutin karena kita juga tidak bisa melakukan sendiri tanpa bantuan masyarakat,” katanya. (dwi/ipg)
Teks Foto:
– Memasuki siklus 5 tahunan demam berdarah, Irna Anak RSU dr. Soetomo Surabaya penuh pada Mei 2010 lalu.
Foto: Dok. suarasurabaya.net