Sabtu, 23 November 2024

Produksi Gula 2014 Diprediksi Naik

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan

Produksi gula nasional dari hasil penggilingan tebu pada 2014 diprediksi naik dibanding tahun lalu. Meski demikian, ketidakpastian kondisi iklim dan harga gula dalam negeri masih tetap membayangi.

Adig Suwandi, Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia (AGI) yang dilansir dari Antara Selasa (1/4/2014) mengemukakan produktivitas tebu pada giling kemungkinan sedikit turun, tetapi rendemen (kadar gula dalam tebu) diperkirakan mengalami kenaikan kendati tidak setinggi tahun 2012.

“Dari hasil kompilasi taksasi Maret 2014 pada semua pabrik gula, menunjukkan luas areal budidaya tebu mencapai 472.792 hektare, jumlah tebu digiling 26.182.325 ton dan gula yang dihasilkan lebih kurang 2.927.486 ton,” tuturnya.

Adapun produktivitas tebu diproyeksikan 76,5 ton perhektare, dengan rendemen 8,09 persen dan hablur 6,2 ton perhektare.

“Jika produksi gula sebanyak itu dapat direalisasikan, praktis Indonesia pada tahun 2014 telah mampu menutup semua kebutuhan gula konsumsi secara mandiri, dengan asumsi kebutuhan nasional sejumlah 2,6 juta ton,” jelasnya Adig yang juga Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara XI (Persero).

Seandainya terjadi koreksi sekitar 5-10 persen, Ia menambahkan, produksi gula masih akan setara 2,6 juta-2,78 juta ton. “Jumlah itu juga masih dalam batas aman untuk swasembada,” ujarnya.

Selain itu, produsen gula lokal berharap Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus memberikan informasi tentang perkembangan dan perubahan iklim agar prediksi produksi tetap akurat. Ini sebagai bentuk upaya perbaikan budidaya pada sisa waktu yang ada dan efisiensi manufaktur.

Data Dewan Gula Indonesia (DGI) mencatat sentra produksi gula masih terpusat di Pulau Jawa, dengan rincian luas areal budidaya tebu 305.302 hektare, jumlah tebu digiling 23.381.748 ton dan gula dihasilkan 1.870.890 ton.

Sementara di luar Jawa, luas areal budidaya tebu sekitar 157.490 hektare, jumlah tebu digiling 22.800.577 ton dan gula dihasilkan 1.056.596 ton.

Adig Suwandi mengatakan di sejumlah wilayah historis pabrik gula, terutama di Pulau Jawa, luas areal tebu rakyat diperkirakan mengalami penurunan akibat harga gula yang kurang kondusif dan nisbi tidak menguntungkan selama giling 2013.

“Sebagian petani tidak melakukan ekspansi areal budidaya. Kalau pun masih ada tebu dikelola, sebagian besar berasal dari keprasan yang memang tingkat pemeliharaannya memerlukan biaya lebih murah, minimal tidak perlu membeli bibit,” ucapnya.

Sementara itu. pada rapat koordinasi BUMN gula di Surabaya beberapa waktu sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor pergulaan untuk meningkatkan kinerjanya sehingga produksi gula pada musim giling 2014 bisa naik mencapai 1,8 juta ton.

“Produksi gula tahun 2013 stagnan dibanding 2012. Kita ingin produksi gula tahun 2014 naik, harus naik pokoknya,” katanya.

Dahlan mengakui tidak optimalnya produksi gula 2013 karena dibayangi terjadinya anomali iklim, yang ditandai dengan hujan berkepanjangan sejak awal hingga menjelang berakhirnya musim giling. (ant/ain/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs