Sabtu, 23 November 2024

Hari Film Nasional Momentum Refleksi Selama 64 Tahun

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan

Hari Film Nasional yang ke-64 diperingati pada Minggu (30/3/2014) dijadikan momentum bagi seluruh insan dan pemangku kepentingan perfilman Indonesia untuk bersama-sama merefleksikan apa yang telah dicapai selama 64 tahun ini.

Ini disampaikan Mari Elka Pangestu Menteri Pariwisata dan Ekonomi dalam jumpa pers Hari Film Nasional, Rabu lalu (26/3/2014), di Jakarta.

Satu diantaranya serangkaian kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bekerja sama dengan Badan Perfilman Indonesia.

Berikut serangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Film Nasional ke-64 tahun ini.

1. Orasi dengan tema Film Indonesia dan Identitas Nasional dalam Kondisi Pasca Nasional dengan pembicara Dr Seno Gumira Ajidarma. Orasi ini digelar Kamis 27 Maret 2014 lalu di Galeri Indonesia Kaya, Mall Grand Indonesia Lantai 8.

2. Roadshow dan diskusi film 9 Summer 10 Autums dan Sagarmatha bersama sutradara dan artis pendukung. Acara tersebut sudah digelar pada Kamis 27 Maret lalu di Semarang dan Banjarnegara.

3. Pemutaran dan diskusi film serta pelatihan singkat pemeranan oleh aktor dan aktris Rumah Aktor Indonesia (RAI) yang akan digelar di 7 SMP/SMA se-Jabotabek mulai 27 Maret-4 April.

4. Ziarah dan tabur bunga ke makam Sofia W.D dan Usmar Ismail yang dilanjutkan acara syukuran di Gedung Sapta Pesona, pada Minggu (30/3/2014).

5. Diskusi Film dengan menghadirkan pembicara Talo Spinelli, Asiatica Gilm Mediale (Roma) dan Garin Nugroho. Diskusi akan digelar pada 1 April pukul 15.00 WIB di Lounge XXI Club Djakarta Theater.

6. Malam Puncak serta pemutaran film “Darah dan Doa” hasil restorasi. Acara akan digelar pada 1 April pukul 18.00 WIB di Djakarta Theater.

Lalu, alasan mengapa 30 Maret dipilih sebagai Hari Film Nasional adalah untuk mengenang dan mengaspirasi film karya Usmar Ismail. Anak bangsa pertama yang membuat film sendiri.

Tonggak sejarah dunia perfilman Indonesia dimulai tahun 1950. Dimana saat itu seorang seniman bernama Usmar Ismail berinisiatif mendirikan perusahaan film sendiri dengan nama Perfini.

Produksi film pertamanya berjudul Darah dan Doa atau Long March of Siliwangi. Pengambilan gambar pertama atau syuting pertama film tersebut adalah pada tanggal 30 Maret 1950.

Kemudian, sebagai penghargaan terhadap insan film, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 25 Tahun 1999 dan menetapkan 30 Maret sebagai Hari Film nasional.

Untuk memperingati hari insan perfilman Indonesia tersebut berbagai pihak telah menyelenggarakan beragam acara seperti diskusi film, orasi, roadshow hingga pemutaran film. (berbagai/ain)

Foto : Ilustrasi

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs