Banyaknya anak-anak yang terlibat dalam kampanye Parpol peserta Pemilu 2014 memantik pandangan Mohammad Nuh, Menteri pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
“Untuk siswa yang telah memiliki hak pilih, kami persilakan ikut kampanye, tapi dengan tetap memperhatikan waktu belajar,” ucap Nuh di sela-sela peresmian gedung serbaguna PPNS “Grha Dewa Ruci” di Surabaya, Sabtu (22/3/2014).
Meski demikian, mantan Rektor ITS Surabaya itu mengharap orang tua menyadari bahwa belum saatnya anak-anak mengetahui tentang dunia politik, kecuali mereka yang sudah mempunyai hak pilih.
“Selain melanggar UU, anak-anak usia sekolah sedang mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional maupun Ujian Akhir Sekolah (UAS),” tuturnya, yang dikutip dari Antara.
Oleh karena itu, para orang tua hendaknya tidak membawa anak-anaknya ketika mengikuti kampanye pemilu yang kini banyak terjadi dalam kampanye di berbagai daerah.
“Tidak hanya itu, partai politik juga jangan sekali-kali menggunakan sarana pendidikan sebagai tempat kampanye. Sanksinya bisa langsung diskualifikasi, tapi laporan soal itu belum ada,” ujar Nuh.
Dalam sambutannya di hadapan ratusan mahasiswa dan civitas akademika PPNS, termasuk mahasiswa Bidik Misi, Mendikbud meminta dua hal.
“Saya berpesan betul untuk dua hal yakni jaga kampus dari kepentingan politik praktis dan jaga kebersamaan dalam membangun kampus,” tukasnya.
Meski kampus harus steril dari politik praktis, tapi kampus harus mengembangkan situasi kondusif dan jangan sampai mahasiswa bersikap golput agar Pemilu juga tetap terjaga. (nia/fik)