Polisi mengonfirmasi adanya jejak aktivitas pengiriman paket yang diduga berisi bahan peledak melalui kantor biro jasa ekspedisi JNE wilayah Panggul, Trenggalek, Jawa Timur dengan tujuan Singkang Wajo, Sulawesi Selatan, pada 18 Februari 2014.
“Berdasar data transaksi JNE, memang ada aktivitas pengiriman dilakukan atas nama Hari Rahayu (Galih Satria) pada tanggal 18 Februari 2014, sekitar pukul 11.00 WIB dengan tujuan penerima atas nama Bambang Aribowo, Kabupaten Singkang Wajo, Sulawesi Selatan,” kata AKBP Denny Setya Nugraha Nasution, Kapolres Trenggalek.
Keterangan itu secara tidak langsung mengonfirmasi rilis hasil ungkap jaringan terorisme kelompok Santoso oleh Densus 88 Antiteror sebelumnya.
Dalam rilis menyebut adanya pengiriman paket diduga berisi dua handak jenis bom pipa dan bom tupperware oleh terduga teroris asal Trenggalek bernama Galih Satria alias Hari Rahayu alias Goni.
Dari laporan Antara yang dikutip Minggu (23/3/2014), Denny menolak mengklarifikasi isi paket yang tercatat dalam daftar paket pengiriman dimaksud, dengan alasan masalah yang berkaitan dengan aktivitas terorisme menjadi wilayah kewenangan Densus 88 Antiteror dan Kapolri.
“Maaf, itu domain Densus. Kami hanya mengumpulkan data berdasar rilis yang sudah disampaikan Kapolri Jendral Polisi Sutarman dan ternyata memang ada jejak pengiriman paket melalui JNE oleh seseorang atas nama Hari Rahayu,” terangnya.
Sehari sebelumnya (Jumat, 22/3/2014), jajaran Kepolisian Trenggalek telah melakukan penyisiran di rumah orang tua terduga teroris Galih Satria, di Dusun Wonocoyo Utara RT 7 RW 3, Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek.
Penyisiran dipimpin langsung oleh AKBP Denny Setya Nugraha Nasution, Kapolres Trenggalek dengan maksud mencari kemungkinan bahan peledak ataupun material lainnya berkaitan dengan terorisme yang ditinggalkan Galih Satria.
Namun, hingga 40 menit penyisiran dilakukan menggunakan metal detector dan sejumlah polisi sabhara bersenjata laras panjang itu dilakukan, tak satupun benda mencurigakan berhasil ditemukan.
Denny mengonfirmasi rumah orang tua Galih yang terletak di lingkungan padat penduduk kota Kecamatan Panggul itu steril.
Ia bahkan sempat berdialog cukup lama dengan orang tua Galih, sebelum akhirnya meninggalkan lokasi dengan sedikit tergesa untuk menghindari kejaran wartawan.
Dua hari sebelumnya (Kamis, 21/3/2014), Kapolri Jenderal Sutarman telah membeberkan bahwa aparatnya telah berhasil membekuk minimal tiga tersangka dari sejumlah tempat yang terlibat pengiriman bom dari Surabaya ke Makassar, pada pertengahan Maret.
Bom tersebut disinyalir kuat dirakit di suatu tempat di wilayah Trenggalek, Jawa Timur, sebelum sampai ke Surabaya dan dikirim ke Makassar.
Menurut keterangan pelaku, sebagaimana keterangan pihak Densus, bom itu awalnya hendak diledakkan di kota Pahlawan, namun akhirnya pelaku mengirimkan bom tersebut ke Makassar untuk selanjutnya ke Poso, Sulawesi Tengah.
Kapolri menyebut tiga anggota jaringan teroris, termasuk Galih Satria, merupakan kelompok Santoso yang terlibat serangkaian pembunuhan terhadap anggota polisi di wilayah Poso, Sulawesi Selatan. (ant/nia/rst)