Menurut Roni Direktur Tunas Hijau Indonesia, menjaga ketersediaan air tidak cukup hanya dengan menghemat penggunaannya saja. Lebih dari itu, butuh pemahaman agar dapat menggunakan air dengan bijak.
”Kalau cuma menghemat saja, tentu tidak cukup. Karena air tidak dapat dihindarkan penggunaannya, air digunakan terus menerus. Tetapi perlu diberikan pemahaman bagaimana agar dapat menggunakan air dengan bijak. Itu justru lebih penting,” terang Roni saat ditemui suarasurabaya.net.
Dengan bertambahnya bangunan-bangunan di kawasan perkotaan, lanjut Roni, semestinya diikuti dengan gaya hidup yang perduli akan keberadaan lingkungan hijau sebagai penopang hijau lahan-lahan yang berganti hutan beton tersebut.
Pembelajaran tentang bagaimana menjaga kelestarian lingkungan disela-sela semakin menjamurnya hutan-hutan beton di setiap sudut kota dibutuhkan pembelajaran tersendiri.
“Tidak cukup hanya dengan mengehemat air saja. Masyarakat juga perlu memahami, apa yang harus dilakukan ditengah-tengah pembangunan gedung-gedung yang terus menerus menghilangkan ruang hijau, hutan kota,” tegas Roni atau Zamroni, Jumat (21/3/2014).
Wawan Some pemerhati dan aktivis lingkungan, sepakat bila untuk ketersediaan air dimasa depan tidak cukup jika hari ini masyarakat hanya menghemat air semata. Karena air digunakan terus menerus.
“Pembelajaran tentang bagaimana menggunakan air dengan bijak, meningkatkan hijauan kota, dengan menanam berbagai tanaman dilahan sempit, juga perlu dipahamkan kepada masyarakat. Karena justru itulah yang dapat menjaga keberlangsungan ketersediaan air,” ujar Wawan Some.
Oleh karena itu, Wawan Some dan Roni menyambut Hari Air Sedunia 22 Maret mengajak setiap elemen masyarakat untuk menghemat penggunaan air sekaligus menjaga ketersediaannya dengan memanfaatkan berbagai upaya untuk melakukan gerakan penghijauan dengan menanam aneka tanaman dilahan-lahan yang ada.(tok/ipg)
Teks foto:
-Sebuah sudut Taman Bungkul di Surabaya.
Foto: skyscrapers