Anak-anak dengan down syndrome, seharusnya memang mendapatkan pendidikan layak yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya, dan bukan disamakan dengan model-model pendidikan pada umumnya.
“Oleh karena itu, saya beranggapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus ini butuh program pendidikan khusus. Program pendidikan yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya. Bukan disejajarkan dengan model pendidikan pada umumnya,” kata Edward Dewaruci anggota LPA Jawa Timur.
Menyamakan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus, dengan model pendidikan seperti pada umumnya, lanjut Edward justru akan memberikan beban bagi anak dan tidak sesuai dengan proses tumbuh kembangnya.
“Kekeliruan yang hingga hari ini masih berlangsung adalah adanya anggapan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus ini diberikan model pendidikan pada umumnya. Ini salah. Mereka butuh program khusus,” tegas Teted sapaan Edward Dewaruci.
Sedangkan bagi Supomo kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Surabaya, dengan keberadaan panti-panti yang dikelola pemerintah, dan dengan program-program khusus, anak-anak ini akhirnya memiliki keterampilan yang luar biasa.
“Dengan program khusus, akhirnya kami mengetahui bahwa anak-anak berkebutuhan khusus termasuk yang down syndrome, ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa,” kata Supomo.
Bahkan, lanjut Supomo, anak-anak ‘istimewa’ ini melebihi mereka-mereka yang menempuh model pendidikan pada umumnya. “Ini yang harus digali terlebih dulu memang. Mereka memang harus mendapat pendidikan layak,” tegas Supomo.
Sementara itu Isa Ashori setuju bahwa seharusnya anak-aak down syndrome juga diberikan kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak, agar dimasa depan mereka mampu mandiri sebagai manusia.
“Menjadi mandiri dapat dilakukan satu diantaranya dengan mendapatkan pendidikan layak bagi masa depan mereka. Ini perlu perhatian dari semua pihak, terutama pemerintah,” pungkas Isa Anshori Ketua Dewan Pendidikan pada suarasurabaya.net, Kamis (20/3/2014).(tok/rst)
Foto: Ilustrasi