Hingga hari ini pendidikan di Indonesia masih belum merata, dan oleh karenanya kemudian muncul perbedaan ditingkat mutu pendidikan itu sendiri, dan pada akhirnya hadirlah pendidikan dengan beaya mahal.
“Persoalan yang hampir mendasar terkait dengan pendidikan di negeri ini adalah mutu pendidikan yang tidak sama dan pemerataan pendidikan itu hingga hari ini juga masih jadi persoalan,” terang M. Helmi Umam akademisi yang jadi pembicara 4 Pilar Demokrasi Road to Campus, Selasa (18/3/2014).
Pendidikan yang seharusnya menjadi hak dasar bagi warga negara akhirnya hanya dapat dinikmati oleh sebagain kecil masyarakat di negeri ini. Pendidikan mahal kemudian menjadi keluhan kolektif masyarakat.
“Standar mutu pendidikan di negeri kita mash belum maksimal. Sehingga sering kita jumpai dilapangan bahwa antara satu sekolah dengan sekolah lainnya mutunya jauh berbeda. Ini kendala yang harus dicarikan solusinya,” kata Umam.
Dan satu diantara solusi yang bisa dilakukan, menurut Umam adalah dengan melaksanakan pendidikan berbasis masyarakat, yang dapat dilaksanakan ditengah-tengah masyarakat secara langsung.
“Tidak ada lagi ‘pagar’ yang harus membatasi pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat tersebut. Pendidikan menyatu dengan masyarakatnya. Karena saat ini masyarakat juga butuh bentuk pendidikan yang siap kerja,” tegas M. Helmi Umam.
Sementara itu ditambahkan Abdul Kadir Karding anggota Fraksi PKB MPR RI, yang juga jadi pembicara diskusi 4 Pilar Demokrasi road to campus di kampus Universitas Islam Nasional (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, pendidikan berbasis masyarakat tetap harus dikritisi.
“Karena kebutuhan masyarakat kita terkait pendidikan memang sudah berbeda. Pendidikan berbasis masyarakat tetap harus dikritisi dan ditinjau agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Contohnya ya pendidikan siap kerja,” tukas Abdul Kadir Karding, Selasa (18/3/2014).(tok/ipg)