Senin, 25 November 2024

Kampanye di Media Sosial, Be Smart Be Wise

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Berkampanye di sosial media akan efektif jika para caleg paham siapa audiencenya. Untuk itu seharusnya Calon Legislatif (Caleg) harus melakukan riset terlebih dahulu seperti apa karakter pemilihnya. Apakah mereka akrab dengan sosial media atau malah lebih bisa dijangkau dengan media konvensional seperti baliho.

I.G.A.K Satrya Wibawa Dosen Teknologi Komunikasi dan Masyarakat Fisip Unair mengatakan, karakteristik sosial media yang interaktif menjadi tantangan tersendiri bagi para Caleg yang berkampanye di sosial media.

“Ini karena mereka harus mampu mengelola setiap komentar yang masuk, setiap pertanyaan yang masuk. Kalau menggunakan sosial media, tapi mengabaikan setiap pertanyaan ya buat apa kampanye pakai sosial media? Percuma,” kata dia.

Kata Satrya, itulah sebabnya Caleg harus pintar dan bijak dalam menanggapi pertanyaan dan komentar di sosial media. Caleg juga harus memilah, mana pertanyaan yang bisa dijawab mana yang diabaikan saja.” Belum lagi resiko di bully oleh follower-followernya atau serangan akun-akun palsu,” ujar dia.

Satrya menjelaskan, jika Caleg pintar memanfaatkan sosial media maka dia akan menjadikan followernya orang-orang yang “secara sukarela” mengkampanyekan program-program si Caleg. Misalnya, caleg nge-tweet lalu di re-tweet oleh followernya, bayangkan efek yang terjadi. Informasi akan menyebar dengan cepat dan meluas.

Satrya mencontohkan, di Indonesia salah satu tokoh yang sudah sukses menggunakan sosial media adalah Jokowi. Sampai ada istilahnya Jokowi Effect yang membuat gerakan-gerakan anak muda membuat video-video di youtube untuk kampanye Jokowi.

“Sayangnya, banyak Caleg lain yang berpotensi untuk memenangkan hati pemilih dengan sosial media, justru mengabaikan sosial media,” katanya.

Selain bisa digunakan sarana untuk berkampanye, sosial media juga bisa digunakan untuk menarik early voter yang notabene adalah bagian dari generasi yang akrab dengan sosial media.

“Melihat kondisi demografis Indonesia, sosial media tidak akan bisa sepenuhnya efektif dalam mendukung kampanye, dibutuhkan “bantuan” dari media lain juga,” tambah dia. (lrs/dwi/rst)

Foto : Ilustrasi

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
31o
Kurs