Sabtu, 23 November 2024

Layang Swara Sambut Hari Siaran Nasional

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan

Seiring perkembangan zaman, cara manusia berkomunikasi dimulai dari gambar, tanda asap, sinar cermin, isyarat bendera dan juga sandi morse. Kemudian ditemukan sistem radio yang digunakan untuk mengirimkan pesan dalam bentuk telegraf.

Teknologi radio pun terus berkembang sejalan dengan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dunia. Penelitian mengenai teknologi radio diawali dari ditemukannya teori gelombang elektromagnetik oleh James Clark Maxwell pada tahun 1864.

Di tahun 1895 dengan ditemukannya teknologi radio transmitter oleh Guglielmo Marconi, seorang peneliti berkebangsaan Italia, radio kemudian menjadi pusat perhatian masyarakat dunia.

Teknologi tersebut memungkinkan terciptanya sebuah perangkat yang mampu menerima pancaran gelombang dari pesawat pemancar untuk diubah menjadi sinyal suara atau audio melalui perangkat pemancar (transmitter) dan penerima (receiver) yang kemudian dikenal sebagai radio.

Kebutuhan transfer informasi cepat dan berkualitas makin menuntut manusia terus melakukan inovasi. Teknologi berbasis analog yang jadi basis teknologi penggunaan radio transistor berganti kemudian berganti teknologi digital.

Pameran Layang Swara menghadirkan 34 radio lama, milik kolektor pecinta audio Padmaditya, Yogyakarta, diproduksi tahun 1946 – 1970. Satu diantaranya: Philips Aida produk 1946 paska Perang Dunia II. Radio buatan Eindhoven, Belanda ini dilengkapi dengan skala gelombang radio yang dihiasi dengan nama-nama kota dengan ejaan lama seperti Batavia, Soerabaia, dan Bandoeng.

Sedangkan Philips Kompas yang juga diproduksi paska Perang Dunia II memiliki keunikan yang terlihat dari jarum gelombangnya yang mirip dengan jarum kompas. Dan Bence, radio yang dipasarkan di Indonesia sekitar tahun 1950-an dan diproduksi di daerah Jl. Dinoyo, Surabaya.

Layang Swara digelar menyambut Hari Siaran Nasional, 1 April. Bekerja sama dengan Bentara Budaya Yogya (BBY), masyarakat diajak untuk mengenal radio-radio lama yang pernah eksis di masanya.

“Karena sejumlah perangkat audio kuno seperti radio-radio ini punya kelebihan yang bisa jadi tidak dimiliki oleh perangkat audio di zaman ini. Termasuk keunikan desain serta kualitas suara yang jauh berbeda,” tegas Hermanu Kepala BBY sekaligus koordinator pameran Layang Swara yang dijadwalkan hingga 13 April 2014 mendatang.(tok/ipg)

Teks foto:
– Sejumlah radio ‘jadul’ dipamerkan di Layang Swara.
Foto: Totok suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs