Sabtu, 23 November 2024

Dua Kelompok Nyaris Saling Bunuh, Kapolres Lumajang Ketakutan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Selama bertugas memimpin jajaran kepolisian di Lumajang, AKBP Singgamata Kapolres Lumajang baru menghadapi kondisi yang membuatnya jadi miris sekaligus ketakutan. Pasalnya, ia harus menghadapi kondisi dimana ada dua kelompok warga dari satu desa yang sama, nyaris bentrok dan saling bunuh karena sengketa lahan perkebunan.

Hal itu disampaikan AKBP Singgamata ketika membuka kegiatan Konsolidasi 3 Pilar Desa bersama jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) yang terdiri dari Letkol Inf Akhyari Dandim 0821 Lumajang dan Drs H As’at Malik, Mag Wabup, sejumlah pimpinan DPRD di Pendopo Kabupaten Jl. Alun-Alun Selatan, Jumat (14/3/2014).

Dihadapan 205 Kepala Desa dan Lurah, serta jajaran Muspika yang hadir dalam kegiatan itu, Kapolres Lumajang mengungkapkan peristiwa yang terjadi Sabtu malam lalu, dimana terjadi pengerahan massa di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Di sana, massa yang terdiri dari dua kelompok semakin lama semakin bertambah banyak. Bahkan, ada yang datang dari Desa lain di wilayah Kecamatan yang berbatasan.

“Saya saat itu sedang dalam perjalanan menuju ke Surabaya untuk melanjutkan terbang ke Jakarta guna pertemuan Forum Pimpinan Daerah seluruh Indonesia,” kata AKBP Singgamata. Setelah mendapatkan informasi itu dari anggotanya, Kapolres Lumajang pun melakukan koordinasi agar dilakukan pengamanan secara ketat.

Bahkan, sejumlah Kapolsek di wilayah selatan Lumajang juga diminta memblikir wilayahnya agar tidak ada pengerahan massa ke Desa Gondoruso yang berpotensi menambah runyam permasalahannya. “Saya terpaksa harus mengurungkan niat ke Surabaya. Padahal, saya sudah sampai di Kota Probolinggo, saat itu,” paparnya.

Akhirnya, kendaraan AKBP Singgamata pun bertolak kembali ke Lumajang dan langsung menuju ke Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Sesampai di sana, Perwira Menengah (Pamen) kepolisian asal Sumatera Barat tersebut, dihadapkan dengan dua kelompok massa yang bersenjatakan clurit dan berniat saling serang.

“Itu yang saya hadapi. Bagaimana ada dua kelompokw arga yang sama-sama satru Desa, bahkan saya yakin masih satu Dusun berniat saling serang. Yang lebih miris dan membuat saya ketakutan, mereka membawa clurit,” tutur AKBP Singgamata.

Bahkan, lanjut Kapolres Lumajang, ia mendapati warga berteriak-teriak dengan menyebut nama Allah SWT, untuk mengajak membunuh. “Ini kan sudah keterlaluan. Masak nama Allah SWT digunakan untuk mengajak membunuh saudara sedesanya sendiri. Ini Islam apa, karena saya tahu persis Islam tidak mengajarkan yang seperti itu,” ungkapnya.

Atas kondisi ini, AKBP Singgamata pun mengkonsolidasikan anak-buahnya untuk memblokir kedua kubu dan meredam aksi mereka. Dalam situasi yang emmanas itu, Kapolres Lumajang mengaku tidak lagi memikirkan keselamatan jiwanya.

“Padahal, kedua kubu masyarakat ini mengayun-ayunkan clurit terus. Saya memang pakai bodi protector. Tapi, leher saya ini kan tidak ada pelindungnya. Sekali sabet saja, selesai saya. Namun, saya hanya bisa berdoa untuk melerai kedua kubu masyarakat yang merupakan saudara kita juga ini. “Alhamdulillah, mereka bisa kita redam saat itu,” jlentrehnya.

Berkaca dengan kondisi yang terjadi, AKBP Singgamata dalam pertemuan Konsolidasi 3 Pilar Desa tersebut meminta agar ketika terjadi permasalahan di Desa atau di tengah-tengah masyarakat, agar diselesaikan dengan dialog. Karena dialog lebih baik dibandingkan harus turun ke jalanan, apalagi dengan bersenjatakan clurit.

“Terlebih malam hari, mereka bisa saling bunuh. Saya punya pengalaman pahit di Mesuji. Apakah tragedi di sana, dimana masyarakat ditemukan terbunuh di got, di rerumputan dan bawah pohon kelapasawit. Kita tentu tidak mau hal yang sama terjadi di Lumajang,” tuturnya.

Untuk itu, Kapolres Lumajang meminta kepada masyarakat melalui Kepala Desa yang hadir, untuk menggunakan forum dialog guna menyelesaikan masalah. Jika masalah masih tidak bisa diselesaikan, bisa dinaikkan untuk diselesaikan oleh Muspika.

“Jika belum selesai juga masalahnya, silahkan dibawa ke Forum Pimpinan Daerah. Saya bersama Dandim 0821 Lumajang dan Bupati serta Wabup sudah sepakat untuk menampung aspirasi dan masalah dari masyarakat, guna dicarikan solusi dan penyelesaikannya. Daripada saling bunuh,” pungkas AKBP Singgamata. (her/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs