Ketua Baru DKS Siap Gugat Pemkot Surabaya

Chrisman Hadi Ketua Dewan Kesenian Surabaya (DKS) periode 2014 – 2019 mengaku siap melakukan gugatan atau class action kepada Pemerintah Kota Surabaya terkait pendanaan bagi DKS.

Di hadapan sejumlah wartawan, Chrisman Hadi mengaku paham dan tahu persis bagaimana kondisi keuangan DKS yang sudah berdiri sejak tahun 1974 lalu itu.

Dengan kondisi keuangan DKS yang selalu krisis sekaligus mengenaskan tersebut, Chrisman menjadwalkan mencoba berbagai upaya agar Pemkot Surabaya peduli dengan DKS.

“Kalau perlu kita gugat Pemkot Surabaya, agar menambah anggaran bagi seniman di Surabaya ini. Tetapi jika memang tidak memungkinkan, saya akan tetap berusaha mencarikan dana,” tegas Chrisman Hadi, Senin (10/3/2014).

Chrisman menambahkan pada kepengurusan DKS periode sebelumnya dana yang diterima dari Pemkot Surabaya jumlahnya tidak sebanding dengan yang diterima oleh Dewan Kesenian Jawa Timur.

Minimnya dana itu, lanjut Chrisman menjadikan sejumlah seniman Kota Surabaya yang mendapat undangan pentas atau tampil diluar negeri jadi terhalang, lantaran DKS tidak mampu membiayai.

“Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau dibiarkan, akan banyak seniman potensial di Kota Surabaya ini pada akhirnya tidak dapat menampilkan karyanya di pentas internasional. Ini merugikan, seniman kita tidka dapat go international,” tegas Chrisman Hadi saat ditemui suarasurabaya.net, Senin (10/3/2014).

Chrisman Hadi terpilih menjadi Ketua Umum DKS periode 2014 – 2019 melalui Musyawarah DKS di Gedung Merah Putih Kompleks Balai Pemuda, Jl Gubernur Suryo 15, Surabaya.

Dalam musyawarah itu, Chrisman yang kesehariannya adalah advocat berhasil merebut 37 suara mengalahkan 4 kandidat lainnya. Hetty Palestina seorang jurnalis yang jadi rivalnya meraih 11 suara.

“Dari total 100 pemilih dari perwakilan seniman yang ber-KTP Surabaya, cuma 51 seniman yang memberikan suaranya dalam musyawarah tersebut,” terang Farid Syamlan Ketua Organized Committee Pemilihan Ketua DKS pada suarasurabaya.net, Senin (10/3/2014).(tok/ipg)