Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga kini masih terus mengumpulkan berbagai bahan dan keterangan (Pulbaket) terkait laporan dugaan korupsi yang terjadi di Kebun Binatang Surabaya (KBS).
“KPK sudah melakukan Pulbaket terkait laporan Wali Kota Surabaya. KPK masih melihat sejauh mana adanya dugaan korupsi,” Johan Budi, Juru Bicara KPK di sela-sela lokakarya jurnalisme investigasi yang di gelar di Surabaya, Kamis (6/3/2014).
Menurut Johan, pulbaket adalah pengumpulan bahan baik dalam bentuk dokumen atau yang lain. Pulbaket sendiri dilakukan dengan berbagai cara untuk meneliti langsung dokumen maupun keterangan yang telah disampaikan ke KPK.
Hasil dari pulbaket ini, kata Johan, akan menentukan apakah Kasus KBS memiliki peluang untuk naik ke penyelidikkan atau tidak.
Sementara untuk progres dari pulbaket ini, KPK juga terus melaporankannya ke pelapor dalam hal ini adalah Wali Kota Surabaya. Biasanya, pelaporan itu dilakukan setelah 30 hari dari proses Pulbaket.
“Bentuknya adalah apakah kekurangan data atau tidak. Proses di pengaduan masyarakat ini adalah dari laporan kemudian ditelaah dan jika memenuhi syarat maka akan naik ke penyelidikkan. Untuk KBS bisa saja Fifty-fifty, artinya bisa lanjut bisa tidak,” ujarnya.
Menurut Johan, dalam proses ini, KPK setidaknya sudah mulai melakukan pemanggilan dan pemeriksaan sejumlah saksi. Pemanggilan untuk melihat sejauhmana adanya unsur tindak pidana korupsi dalam kasus ini.
“Biasanya, Penyidik KPK langsung turun ke lapangan. Saya juga ndak tahu kapan meraka turun. Itu kewenangan penyidik,” ujarnya.
Sekadar diketahui, sebelumnya, Tri Rismaharini Walikota Surabaya memang sempat melaporkan tindak pidana korupsi yang terjadi di KBS. Pelaporan didasari beberapa temuan diantaranya adanya pertukaran antara satwa dengan Mobil yang dilakukan pengurus KBS sebelumnya. (fik/rst)
Teks Foto :
– Johan Budi, Juru Bicara KPK.
Foto : Taufik suarasurabaya.net
NOW ON AIR SSFM 100
