Meski keberadaan Pedestrian Crossing Traffic Light (PCTL) lebih menjamin keamanan serta keselamatan bagi penyeberang jalan dibanding dengan zebra cross, karena dilengkapi beberapa prasarana seperti traffic light dan audio sound, masyarakat masih khawatir.
“Kenyataannya di jalan seperti itu. Meskipun lampu TL sudah merah dan bunyi teet tooot…teeet tooot…kedengaran keras sekali, tapi masih ada pengendara sepeda motor yang nyelonong. Tidak berhenti,” cerita Nur Umayah warga Sidotopo menceritakan pengalamannya menyeberang di kawasan PCTL.
Alhasil, Nur Umayah jadi trauma ketika menyeberang di kawasan lalu lintas padat kendaraan, termasuk di jalanan yang dilengkapi dengan PCTL.
Pengalaman serupa juga pernah dialami Gigik Sugianto karyawan sebuah perusahaan media di Surabaya, saat menyeberang di PCTL Jl. Raya Darmo tidak jauh dari lokasi Taman Bungkul Surabaya.
“Lampu TL merah. Suara teet toooot…teeet tooot…teeet tooot, jelas terdengar. Mobil-mobil berhenti. Sepeda motor juga berhenti. Saya nyeberang. Tiba-tiba ada angkot langsung melintas. Kaget setengah mati….” papar Gigik pada suarasurabaya.net.
Ditanya tentang kekhawatiran masyarakat tersebut, Irvan Wahyudrajad Kabid Lantas Dishub Surabaya menyampaikan bahwa kekhawatiran tersebut bisa dimaklumi.
“Di beberapa lokasi PCTL di Surabaya, saat pagi hari ketika volume penyeberang jalan tinggi, dan kepadatan arus lalu lintas mulai terjadi, ada petugas Polisi yang berjaga, dan membantu. Dan jika ditanya apakah perlu ditambah? Bukan wewenang saya memberikan jawaban,” pungkas Irvan Wahyudrajad saat berbincang dengan suarasurabaya.net, Senin (24/2/2014).(tok/ipg)
Teks foto:
– Pengendara sepeda motor nyelonong saat ada penyeberang jalan.
Foto: Totok suarasurabaya.net.