Calon anggota Legislatif (Caleg) berlatarbelakang artis dinilai cenderung hanya sebagai vote getter yang menaikkan elektabilitas partai politik.
Umar Solahudin Direktur Parlemen Watch Jatim pada Radio Suara Surabaya, Selasa (18/2/2014) mengatakan, Caleg artis sah-sah saja karena setiap orang mempunyai hak politik yang sama sebagai politisi. Tapi apakah Caleg itu tahu diri terkait posisinya sebagai anggota dewan?
“Saya melihat Caleg sekarang ini cenderung hanya dijadikan sebagai vote getter Parpol dan Parpol cenderung hanya menggunakan sistem politik instan. Karena tidak ada yang populer maka cari saja yang populer untuk menaikkan elektabilitas Parpol,” kata dia.
Kata Umar, Caleg artis itu tidak masalah selagi mereka mempunyai kompetensi, kapasitas dan integritas yang cukup sebagai prasyarat untuk menjadi seorang Caleg atau politisi.” Ya memang tidak semua Caleg artis itu tidak berkualitas,” ujar dia.
Kalau mereview Caleg-caleg artis ini sejak 2009-2014, kata Umar, dia melihat kinerja para Caleg artis masih jauh dari harapan masyarakat.” Bagaimana gagasan dan pikiran seperti apa ketika menyangkut persoalan-persoalan rakyat.”
Tahun 2014 ini akan menjadi referensi bagi pemilih untuk memilih atau tidak memilih Caleg-caleg artis dengan melihat kinerja dan track record para Caleg artis selama ini.
Banyaknya artis jadi Caleg bisa saja menimbulkan pesimisme dari pemilih karena bagi pemilih cerdas dan kritis akan menilai jika seseorang yang sebelumnya berkecimpung di dunia keartisan kemudian ke dunia politik seperti apa. Ini yang akan menimbulkan persepsi publik masyarakat pemilih terhadap para Caleg.” Karena kan saat mudanya yang hanya sekadar popularitas saja yang akan menjadi pertanyaan bagi publik. Saya pikir menyelesaikan permasalahan tidak dengan modal popularitas,” kata dia.
Bisa saja hal ini menjadi salah satu faktor bagi pemilih tidak menggunakan hak pilihnya. Dalam survey terkait angka golput di 2014 ini yang cukup tinggi akibat tingkat apatisme pemilih pada hasil Pilkada.
Yang harus diperhatikan menjadi seorang Caleg, kalau misalnya tidak hanya mengandalkan popularitas. Tapi tunjukkan kalau para Caleg ini memiliki kapasitas salah satunya bisa berdiskusi dan berdialog untuk mengeluarkan pikiran dan gagasan untuk perbaikan masyarakat, fungsi budgeting, fungsi controling sebagai anggota dewan. (dwi/ipg)