Warga di beberapa lokasi pengungsian di Kecamatan Puncu dan Kepung resah dengan isu adanya gas beracun dan aliran lahar dingin Gunung Kelud.
Akibat tidak jelasnya asal informasi itu, beberapa warga dan polisi terus melakukan komunikasi intensif lewat radio komunikasi mulai subuh sampai siang ini.
Dari pantauan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Kabupaten Kediri, informasi itu awalnya masuk dari warga yang datang ke pengungsian di sekitar Puncu. “Ini informasinya masih simpang siur dan belum ada pihak berwenang yang menyatakan secara resmi tentang informasi itu,” kata satu diantara Tim Posko Siaga Kelud, Sabtu (15/2/2014).
Sementara dari pos polisi di Puncu memastikan, kalau informasi itu hanya isu dan disebarkan orang yang tidak bertanggungjawab. “Kami minta semua petugas komunikasi tetap berpedoman dengan informasi dari Posko Siaga Kelud yang ada di Simpang Lima Gumul, bukan dari orang yang tidak tanggung jawab,” ujar Joko petugas Posko Pengungsian di Puncu.
Sampai siang ini beberapa informasi tentang kebutuhan logistik para pengungsi yang belum terpenuhi terus mengalir ke Posko Siaga Kelud. Di antara kebutuhan yang disampaikan dari beberapa titik pengungsian, masih banyaknya warga yang belum dapat bantuan makanan, minuman, juga masker dan selimut.
Selain itu beberapa warga ada yang mengeluhkan mata mereka perih akibat debu dan pasir dari letusan Gunung Kelud. Mereka juga berharap ada bantuan obat tetes mata, untuk menghindari iritasi akibat debu.
Kondisi di sebagian besar wilayah Kediri, sampai siang ini mulai diguyur hujan deras, bahkan dilaporkan di beberapa wilayah kota Kediri, juga ada rumah warga yang atapnya ambrol, akibat tidak kuat menahan timbunan pasir dan debu yang kemudian kena air hujan. (tas/ipg)
Teks Foto:
– Suasana di Kota Kediri dekat alun-alun pada Sabtu (15/2/2014) pagi.
Foto: M Rudy via FB e100