Hari ini, Rabu (12/2/2014) Soekarwo (Pakde) dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) akan kembali dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur bagi rakyat Jawa Timur. Proses pelantikan akan digelar di Gedung DPRD Jawa Timur Jl. Indrapura Surabaya.
Pantauan suarasurabaya.net, sejak pukul 06.30 WIB, para undangan pelantikan juga mulai berdatangan ke Gedung DPRD Jatim. Proses pelantikan sendiri sedianya akan dimulai pukul 09.00 WIB. Sementara itu, pelantikan sendiri akan dilakukan langsung oleh Gamawan Fauzi Menteri Dalam Negeri
Bagi Soekarwo-Saifullah Yusuf ini adalah ke-dua kalinya, mereka dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
Meski berstatus petahana, jalan yang dilalui Soekarwo-Saifullah Yusuf kali ini bukanlah tanpa sandungan. Suarasurabaya.net yang mengikuti detail proses pencalonan dua orang ini mendapati sandungan tak hanya dari eksternal, melainkan juga dari dalam orang-orang dekat keduanya. Bahkan, setahun jelang pemilihan gubernur, dua orang ini sempat saling sikut dan nyaris berpisah.
Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bahkan sudah sempat menggabungkan beragam partai politik non parlemen dalam satu wadah bernama APNP (Aliansi Partai Politik Non Parlemen). Awalnya, Gus Ipul berniat menggunakan APNP sebagai salah satu kendaraan politik karena dirinya merasa sudah tidak lagi cocok dengan Soekarwo. Saat itu, Gus Ipul berdalih selama mendampingi Soekarwo, banyak janji yang tak ditepati.
Untuk memuluskan langkah maju sendiri, Gus Ipul juga mulai merapat ke beberapa partai mulai PPP, PKB hingga Gerindra. Sayang hampir seluruh parpol yang didekati tetap menginginkannya untuk berduet dengan Soekarwo.
Dari sisi Soekarwo, gerakan menolak Gus Ipul juga gencar disuarakan. Beberapa orang dekat Soekarwo bahkan tak malu melakukan serangan terhadap Gus Ipul. Di berbagai kesempatan, orang-orang dekat Soekarwo ini kerap menyajikan beragam hasil survei yang menolak kehadiran Gus Ipul untuk mendampingi Soekarwo.
Sayang niat untuk berpisah kandas di tengah jalan. Puluhan kiai tetap menginginkan dua orang ini bersatu. Begitu juga partai politik utama pendukung mereka. Bahkan Gus Ipul yang sempat dipinang NU untuk dijadikan calon gubernur dari PKB juga gagal.
Dua orang inipun lantas kembali bersatu. Puncaknya, mereka mendatangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur pada 19 Mei 2013 untuk mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
Meski didukung sekitar 10 partai politik besar dan 22 partai politik non parlemen, tapi jalan bagi keduanya tidaklah mulus. Beragam isu kecurangan selalu menyelimuti perjalanan politik keduanya.
Beragam isu kecurangan itu setidaknya mencuat setelah pada 15 Juni 2013, KPU tidak meloloskan pasangan Khofifah-Herman dari bakal calon. Ketidak lolosan ini dituding adalah permainan dari Soekarwo-Saifullah Yusuf. Maklum, dari beragam survei, hanya Khofifah-lah yang dinilai mampu menandingi kedigdayaan Soekarwo-Saifullah Yusuf.
Khofifah-Herman tidak tinggal diam, mereka sempat melawan yang berbuntut pada sanksi non aktif bagi tiga komisioner KPU karena dinilai telah tidak netral dan berpihak. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) akhirnya mengabulkan gugatan Khofifah-Herman dan memerintahkan KPU Jawa Timur untuk memasukkan Khofifah-Herman menjadi calon gubernur dan wakil gubernur.
Meski saat itu, isu kecurangan terus menggelinding, tetap saja duet Soekarwo-Saifullah Yusuf tak terkejar dalam hasil perolehan suara dalam pilkada Jawa Timur yang digelar pada 29 Agustus 2013.
Dalam rekapitulasi hasil akhir perolehan suara, pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf setidaknya mampu meraih 8.195.816 suara atau 47,25 persen. Sedangkan diurutan ke-dua adalah Khofifah-Herman dengan 6.525.015 suara atau 37,62 persen. Sementara Bambang DH-Said Abdullah mendapatkan 2.200.069 suara atau 12,69 persen dan Eggy Sudjana-M Sihat meraih 422.932 suara atau 2,44 persen.
Menang, tapi perjalanan Soekarwo-Saifullah Yusuf tidak berhenti di sini. Khofifah-Herman masih melawan dengan menggugat hasil pilkada ke Mahkamah Konstitusi.
Proses gugatan ini-pun juga diwarnai isu suap. Bahkan di tengah-tengah proses persidangan, Akil Mochtar, Ketua MK yang juga menjadi hakim panel gugatan pilkada Jawa Timur ditangkap KPK.
Meski pada akhirnya MK memutuskan Soekarwo-Saifullah Yusuf pemenang pilkada, tetap saja ada beberapa isu suap yang terus menggelinding, diantaranya adanya percakapan Blackberry Massanger (BBM) yang menyebut adanya permintaan suap dari Akil ke Soekarwo senilai Rp10 miliar.
Terlepas benar tidaknya beragam isu yang beredar, yang pasti pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf pada Rabu, 12 Februari 2014 akan resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur untuk periode 2014-2019. (fik/ipg)
Teks Foto :
-Ucapan selamat atas pelantikan Soekarwo-Saifullah Yusuf di depan Gedung DPRD Jawa Timur.
Foto : Taufik suarasurabaya.net