Kubu Stany Soebakir hingga saat ini masih mengklaim Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah milik mereka. Sadewo bekas Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Taman Flora dan Satwa Surabaya atau Kebun Binatang Surabaya (PTFSS/KBS) bahkan menyebutkan jika tanah maupun hewan KBS adalah aset pribadi Stany Soebakir.
“Tanahnya itu tanah pribadi pak Stany, hewannya juga mayoritas pak Stany yang beli,” kata Sadewo pada suarasurabaya.net, Selasa (21/1/2014). Kepemilikan ini, kata dia, juga telah disahkan oleh pengadilan negeri dan pengadilan tinggi. “Saat ini masih ada yang kasasi di MA, jadi kita tunggu saja keputusannya,” ujarnya.
Menurut Sadewo, tanah KBS awalnya adalah tanah milik PT Kereta Api di zaman Belanda. Saat itu, Stany menjabat ketua pengurus KBS yang melanjutkan kepengurusan Moh Said pada tahun 1981.
Stany, diklaim ngurus KBS secara mandiri tidak pernah ada campur tangan pemerintah. “Lantas dapat hadiah tanah dari PT Kereta Api,” kata Sadewo.
Penyerahan hadiah tanah dari PT KA ke Stany, kata Sadewo, saat itu juga disaksikan secara langsung oleh walikota surabaya. Sayang, Sadewo mengaku lupa tahun penyerahan itu.
Meski sudah mendapatkan hak akan tanah, Stany saat itu tidak pernah berusaha mengurus surat tanah. Hingga akhirnya pada tahun 2001, Moh Said, bekas ketua KBS sebelum era Stany Soebakir, menghibahkan tanah KBS ke Pemerintah Kota Surabaya.
“Said itu siapa, saat itu dia sudah tidak jadi pengurus, jadi tidak sah hibahnya,” kata Sadewo. Karenanya, kubu Stany hingga saat ini masih menganggap tanah KBS adalah status quo. Artinya, Pemkot dinilai tak memiliki alasan kuat untuk menguasai KBS.
Sementara itu, terkait keberadaan hewan koleksi, Sadewo juga mengatakan jika hampir seluruh hewan koleksi adalah milik pribadi dari Stany Soebakir.
“Pak Stany itu banyak yang membeli sendiri. Ada yang dari Afrika, Eropa dan Amerika. Semua dibiayai sendiri. Ada yang pertukaran, tapi saat itu ada juga yang membeli,” ujarnya.
Saat ditinggal oleh Stany dan berpindah tangan ke Basuki Rekso Wibowo, di dalam KBS juga masih menyimpan berkas uang yang nilainya ditaksir mencapai Rp1 miliar.
Untuk saat ini, kubu Stany Soebakir sendiri juga masih menunggu hasil putusan final dari MA terkait kepemilikan dan pengelola KBS. “Kami berharap KBS kembali ke tangan kami, dulu tidak pernah ada satwa mati. Terus bertambah karena kami paham mengelola satwa,” kata dia. (fik/edy)