Mereka yang suka cerita silat, terutama cerita silat dengan latar belakang Tionghoa tentunya tidak asing dengan lakon Bu Kek Sian-su, Istana Pulau Es, Suling Emas atau Sepasang Rajawali karya Kho Ping Hoo.
“Ilustrasi yang mengiringi tampilnya karya cerita silat Kho Ping Hoo memang punya rekam jejak yang cukup panjang di Indonesia, dan kami ingin menampilkan ilustrasi-ilustrasi itu,” terang Hari Budiono kurator pameran sekaligus koordinator Balai Soedjatmoko.
Tahun 70an hingga 90an, cerita silat Kho Ping Hoo menjadi satu diantara bacaan yang paling digemari masyarakat. Tri Rismaharini walikota Surabaya, BJ Habibie, Emha Ainun Nadjib hingga Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah penggemar Kho Ping Hoo.
Sekurangnya 40 karya ilustrasi komik Kho Ping Hoo, mulai Jumat (17/1/2014) hingga 9 Pebruari 2014 dipamerkan di Galery House of Sampoerna dan diharapkan menjadi bukti pluralisme serta multikulturalisme budaya.
“Karena karya Kho Ping Hoo tidak melulu berlatar belakang Cina atau Tionghoa, tetapi Jawa dan lain sebagainya. Sehingga ini kami harapkan menjadi bukti pluralisme sekaligus multikulturalisme kebudayaan,” tegas Hari Budiono, Kamis (16/1/2014).(tok/rst)
Teks foto:
-Ilustrasi cersil Kho Ping Hoo bukti pluralisme.
Foto: Totok suarasurabaya.net