Kalau biasanya pelepah pohon kelapa hanya jadi limbah, dibuang dan tidak dipergunakan sama sekali, di tangan Evi Aryaningrum mahasiswi jurusan Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya), ‘disulap’ menjadi berbagai produk barang etnik yang menarik.
Berawal dari seringnya Evi melihat limbah pelepah pohon kelapa yang berserakan di halaman rumah warga masyarakat di sekitar tempat tinggalnya di Klungkung, Bali, Evi kemudian mencoba mengkreasikannya menjadi barang yang bermanfaat.
Pelepah pohon kelapa yang dalam sebutan masyarakat di desa Evi, disebut dengan Tapis adalah merupakan kulit ari dari batang pohon kelapa yang letaknya berada diatas atau dekat dengan Buah Kelapa, yang pada akhirnya serat tersebut akan berguguran dan menjadi sampah.
“Serat ini sama sekali belum ada yang memanfaatkannya, padahal bisa dibilang tekstur serat ini sangat unik, selain itu pohon kelapa sendiri sangat mudah di jumpai di Indonesia termasuk di daerah Klungkung, Bali. Ini harus dimanfaatkan dan dikembangkan,” tukas Evi.
Pelepah pohon kelapa atau Tapis itu di tangan Evi berubah menjadi kotak tisue, tempat pensil, tempat koran serta tempat serbaguna lainnya yang tidak hanya unik, menarik tetapi sekaligus ramah lingkungan.
Untuk proses pembuatannya, mulai dari bahan Tapis hingga menjadi sebuah kotak tisue, dan beberapa barang lainnya, Evi yang memilih menggunakan lem perekat untuk membuat barang-barang produknya ini, butuh waktu sekurangnya satu bulan.
“Dari mulai bahan, Tapis kemudian dikreasikan menjadi berbagai benda tersebut, butuh waktu sebulan. Termasuk finishingnya. Jadi untuk satu barang kurang lebih butuh sekitar seminggu saja,” kata Evi pada suarasurabaya.net, Selasa (7/1/2014).
Sementara itu, ditambahkan Wyna Herdiyana S.T, MDs dosen pembimbing Evi Aryaningrum pada karya-karyanya kali ini sangat cocok untuk barang-barang sederhana kebutuhan rumah tangga.
“Hanya saja barang-barang berbahan dasar Tapis atau pelepah pohon kelapa ini tidak tahan air. Sehingga agak berisiko ketika kena air. Tetapi secara keseluruhan karya Evi cukup menarik dan bernilai ekonomis tinggi,” ujar Wyna Herdiyana, Selasa (7/1/2014).(tok/ipg)
Teks foto:
-Evi dan beberapa karya etnik berbahanan dasar pelepah pohon kelapa.
Foto: Totok suarasurabaya.net