Berat Bendera Merah Putih super akbar yang dikibarkan di menara Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Kamis (15/8/2019), mencapai 45 kilogram. Berat talinya saja 150 kilogram.
Butuh 10 orang laki-laki yang sehari-harinya petugas keamanan Masjid Al-Akbar untuk menarik tali itu, supaya bendera super akbar itu sampai ke puncak menara berketinggian 99 meter.
Saat paduan suara mulai menyanyikan Lagu Indonesia Raya, mereka terlihat ngoyo menarik tali itu. Ketika lagu selesai, bendera belum sampai di puncak menara.
Kuswadi Ketua Regu Pengibar Bendera Merah Putih Super Akbar mengatakan, kendalan pemasangan bendera adalah angin. Menurutnya setiap sore di sekitar masjid Al-Akbar, angin memang berhembus kencang.
“Kami mohon maaf, sampai Lagu Indonesia Raya selesai bendera belum sampai puncak. Faktor angin memang tidak bisa diperkirakan,” katanya kepada suarasurabaya.net.
Padahal, kata pria yang sehari-hari Ketua Regu Pengamanan Masjid Al-Akbar itu, tim penarik bendera sudah latihan selama dua hari. Semua sudah direncanakan dengan maksimal.
Untungnya, saat mereka masih menarik bendera, sejumlah siswa SD meneriakkan yel-yel “Indonesia.” Pembawa acara lalu mempersilakan Emil Dardak Wakil Gubernur sampaikan orasi kemerdekaan milenial.
Kirab Budaya dan Pengibaran Bendera Super Akbar yang diikuti 5.000 peserta baik siswa SMA/SMK, mahasiswa, maupun elemen masyarakat di Masjid Al-Akbar Surabaya berlangsung lancar.
Acara ditutup drum band dari SMK Pelayaran Bhakti Samodra Surabaya. Sejak awal kirab, sejumlah komunitas Tarian Sufi dari Mojokerto, serta grup musik gambus turut meramaikan acara ini.
Lalu ada komunitas tiga naga dengan penampilan barongsainya, turut membuat acara itu menjadi lebih semarak.
Emil dalam orasi kemerdekaan milenial-nya mengajak pemuda bersatu dan tidak terpecah belah untuk mengisi 74 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kalau ada pemuda yang bertanya, untuk apa kemerdekaan kalau masih ada kemiskinan? Kita harus mempertanyakan kembali, bagaimana dengan keyakinan pejuang untuk mengibarkan Bendera Merah Putih di seluruh penjuru,” katanya.
Para pejuang, kata Emil, berjuang melawan penjajahan dengan penuh keyakinan, bila mereka berhasil meraih kemerdekaan anak cucu mereka akan membawa kemakmuran, kemajuan, di tengah masyarakat.
“Jangan tanyakan lagi tentang kemerdekaan. Kemerdekaan itu sudah final. Yang perlu kita pertanyakan, apa yang akan kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan ini,” ujarnya.(den/tin/ipg)