Jenderal Polisi Tito Karnavian Kapolri mengakui, kerusuhan yang terjadi di Manokwari Papua tidak lepas dari trigger (pemicu,red) kejadian di Jatim. Salah satunya di Surabaya beberapa waktu lalu.
Pihaknya mengaku sangat menyesalkan kejadian ini. Pernyataan ini, disampaikan Tito Karnavian hari ini saat berkunjung di Polda Jatim. Menurutnya, ada kesalahpahaman informasi dan kata-kata yang kurang nyaman.
Ini tidak luput dari peran oknum yang mengembangkan informasi itu. Sehingga, masyarakat di sana merasa terusik dan kerusuhan itupun terjadi. Terutama viralnya sebuah foto di media sosial, seolah-olah ada salah satu warga Papua yang meninggal dan menjadi korban. Kapolri memastikan bahwa itu adalah hoaks.
“Memang kemarin ada kesalahpahaman informasi, ada yang membuat kata-kata kurang nyaman sehingga saudara kita di Papua menjadi terusik dengan bahasa itu dan ada pihak-pihak yang mengembangkan informasi seperti itu” kata Tito.
“Kejadian di Surabaya dan Malang hanya peristiwa kecil yang sudah dilokalisir oleh instansi terkait. Tapi muncul hoaks ada kata-kata kurang etis, dari oknum tertentu, ada hoaks gambar seolah-olah adik papua, ada yang mengembangkan, kemudian berkembang di Manokwari Jayapura kemudian terjadi mobilisasi massa,” tambahnya.
Kapolri berharap, untuk warga Papua tidak terpancing dengan berita-berita yang tidak benar. Dia juga mengimbau agar semua pihak sama-sama menjaga ketenangan dan kedamaian di Manokwari, yang menurutnya adalah wilayah religius.
Begitu juga dengan warga di luar Papua, Kapolri mengimbau agar sama-sama menjaga kedamaian dan menjaga persaudaraan. Karena Papua adalah bagian dari anak bangsa.
“Saya sangat memahami kondisi psikologis di Papua yang terpancing berita-berita tidak benar, kepada warga yang ada di luar Papua termasuk di Jatim, Jateng, Jabar perlakukan saudara-saudara kita dengan baik. Papua adalah bagian dari anak bangsa. Kita semua adalah bersaudara,” pungkasnya. (ang/rst)