Sabtu, 23 November 2024

Tanam Matoa, Khofifah Berharap Persaudaraan Jatim-Papua Tumbuh Subur

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menanam pohon Matoa, buah khas dari Papua di halaman Edu Park, kompleks Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Minggu (1/9/2019). Foto: Istimewa

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menanam pohon Matoa, buah khas dari Papua di halaman Edu Park, kompleks Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Minggu (1/9/2019).

Pesan tersirat yang ingin Khofifah sampaikan bahwa Jawa Timur dan Papua bersaudara dalam satu bingkai NKRI. Seperti buah khas Papua yang tumbuh subur di Jombang, Kediri, dan Surabaya.

“Pesannya persaudaraan. Bahwa apa yang tumbuh di Papua juga tumbuh subur dan berbuah lebat di Jawa Timur. Mudah-mudahan, persaudaraan kita juga tumbuh subur dan baik,” katanya.

Dia sempatkan menanam Pohon Matoa sebelum melepas puluhan ribu peserta Jalan Sehat Bersholawat untuk memperingati Tahun Baru Hijriah dari depan Masjid Al-Akbar Surabaya.

Penanaman pohon Matoa terbersit di benak Khofifah setelah melihat pohon khas Papua yang berbuah lebat di Kediri, Sabtu (31/8/2019) kemarin. Saat itu dia tidak memiliki cukup waktu mencari bibit Matoa.

“Saya telepon teman Masjid Al-Akbar minta tolong mencari di Surabaya. Alhamdulillah dapat. Hari ini kami bagikan juga buah ini, karena belum semua tahu seperti apa pohonnya, buahnya, dan rasanya,” ujarnya.

Matoa atau Pometia Pinnata adalah buah khas Papua yang pohonnya tergolong besar dengan tinggi rata-rata 18 meter berdiameter rata-rata maksimal 100 sentimeter.

Matoa bisa tumbuh dengan baik di daerah dengan kondisi tanah yang kering tidak tergenang dengan lapisan tanah tebal. Terutama di daerah dengan iklim curah hujan yang cukup tinggi.

Penanaman buah Matoa ini jadi bagian upaya Gubernur yang pernah menjabat Menteri Sosial ini untuk mempererat dan memperkuat kembali hubungan persaudaraan Jatim-Papua.

Kemarin, Khofifah juga mengirimkan bantuan logistik ke Papua melalui Kapal Rumah Sakit KRI dr Soeharso-990 yang bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Sebagaimana diketahui, akibat insiden di Surabaya dan Malang melibatkan mahasiswa asal Papua, beberapa waktu lalu, hubungan kedua daerah ini dan masyarakatnya sempat merenggang.

Sebelu memberangkatkan peserta Jalan Sehat, Ketua Umum PP Muslimat NU itu menyampaikan bahwa peringatan 1 Muharram bertujuan untuk memperingati perjuangan Rasulullah SAW.

Menurutnya, Nabi Muhammad dalam membangun kehidupan yang lebih baik menempatkan persaudaraan di atas pilar keberagaman dalam nuansa yang harmonis dan penuh toleransi.

“Perjuangaan Rasulullah sampai hijrah dari Makkah ke Yatsrib atau Madinah adalah referensi penting bagi kita, bangsa Indonesia, yang sangat beragam. Seperti keberagaman warga Madinah yang tetap hidup rukun dan harmonis,” katanya.(den/iss/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs