Ratusan petani garam yang tergabung di Forum Petani Garam Madura (FPGM) berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jalan Pahlawan, Rabu (4/9/2019).
Mereka membawa setidaknya lima bus dan sejumlah kendaraan lainnya berorasi dan menyampaikan tiga tuntutan petani garam di Madura.
Tiga tuntutan itu salah satunya meminta nota kesepahaman yang disepakati pabrik pengolah garam dengan mitra pemasok di Jakarta pada 6 Agustus kemarin.
Nota kesepahaman itu salah satunya berkaitan target penyerapan garam petani lokal di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Madura.
Mereka minta perusahaan yang menandatangani MoU segera membeli garam petani lokal tanpa pembatasan kuantitas sesuai yang telah disepakati.
Selain itu, mereka juga menuntut penghapusan sisa impor garam pada 2019 hasil persetujuan pemerintah. Serta tidak lagi melakukan impor garam.
Para petani garam ini juga menuntut Joko Widodo Presiden mencabut pernyataannya membandingkan kualitas garam NTT dengan Madura.
Jokowi, menurut mereka menyebutkan kualitas garam NTT lebih baik dari Madura saat berkunjung ke Tambak Garam di Kupang pada 21 Agustus lalu. (den/dwi/rst)