Dua mahasiswa Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Jumat (6/9/2019) gelar aksi teaterikal dihalaman rektorat sebagai bentuk penolakan sekaligus perlawanan.
Mengenakan baju putih celana hitam, dua mahasiswa Unitomo itu menutup wajah masing-masing dengan kain hitam. Di tangan masing-masing sebuah poster kecil bertuliskan: Kami Tidak Mesum dan Kami Punya Etika, dibentangkan.
Di belakang mereka dibentangkan layar putih agak besar bertuliskan: Saksikan Layar Tancap; 2 Mahasiswa Diduga Mesum. Di atas sebuah karpet merah, kedua mahasiswa itu hanya duduk diam sambil membentangkan poster yang dibawa.
Sebuah keranda jenazah di hadapan kedua mahasiswa bertuliskan: Matinya Rasa Malu, menjadi bagian mencolok lantaran keranda dibungkus kain putih dan seorang mahasiswa berpakaian serba hitam berdiri disisi kanan sesekali menaburkan bunga kearah mahasiswa.
Beberapa mahasiswa lainnya yang bertindak sebagai penonton pertunjukan layar tancap duduk berhadapan dengan aksi kedua mahasiswa tersebut sambil menyanyikan Darah Juang, komposisi yang biasa dinyanyikan mahasiswa saat sedang berdemo.
Diiringi Darah Juang, kedua mahasiswa tidak beranjak dari tempat duduk masing-masing dan tetap membentangkan poster yang mereka pegang.
Usai beraksi, Ahmad Mukti mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi semester 5 menerangkan bahwa aksi yang digelar bersama rekannya merupakan bentuk perlawanan dan penolakan tuduhan mesum terhadap dirinya yang dilontarkan oleh Wakil Rektor 4 Unitomo.
“Tuduhan yang menyakitkan. Dan kami menolak keras tuduhan itu. Tuduhan sembarangan dan ngawur. Kami tidak mesum di kampus. Kami justru menyesalkan, mengapa tidak ada klarifikasi dengan tuduhan tersebut. Kami menolak, dan kami melawan tuduhan itu,” tegas Ahmad Mukti.
Ceritanya, beberapa waktu lalu, Wakil Rektor 4 Unitomo melakukan sidak ke beberapa sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unitomo. Sesampai di sektretariat Communication Photography Club (Ciphoc), yang bersangkutan merekam secara visual situasi dalam sekretariat yang didalamnya terlihat sejumlah mahasiswa sedang tertidur.
“Tetapi sedikitpun kami tidak berbuat mesum. Kemudian kabarnya gambar screenshot rekaman itu disebarkan dan dipertontonkan pada pihak civitas akademika, lalu muncullah tuduhan bahwa kami mesum di sekretariat Ciphoc,” terang Ahmad Mukti.
Ahmad Mukti menginginkan persoalan tersebut dituntaskan melalui klarifikasi dengan dirinya dan rekan mahasiswi yang menjadi korban atas tuduhan berbuat mesum di sekretariat UKM Fotografi Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya yang dituduhkan Wakil Rektor 4 Unitomo Surabaya tersebut.
Dihubungi di tempat berbeda, Suyanto Wakil Rektor 3 bidang Kemahasiswaan Unitomo, mengaku kepada awak media masih harus mengumpulkan keterangan dan bukti dari banyak pihak agar persoalan segera dapat di carikan solusi.
“Kami sampai sejauh ini memang masih mencari atau mengumpulkan bukti-bukti terkait dengan persoalan tersebut. Mohon berikan waktu, dan secepatnya kami akan kembali mengundang kawan-kawan media menuntaskan hal ini. Kami masih mengumpulkan keterangan,” ujar Suyanto.
Sementara itu, sejumlah awak media yang nota bene alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unitomo Surabaya menyesalkan kejadian tersebut. “Ada apa ini, kok main tuduh gitu. Harusnya bisa diselesaikan secara baik-baik di internal sendiri,” ujar Ali Masduki Fotografer Koran Sindo.(tok/ipg)