Pasar tradisional sebagai bagian dari budaya lokal miliki potensi pariwisata, yang menarik perhatian empat akademisi Universitas Ciputra, Astrid Kusumowidagdo, ST., MM (Dekan Fakultas Industri Kreatif, Ketua Peneliti), Dr . Drs. Thomas Stefanus Kaihatu, MM (Dekan Fakultas Pariwisata), Dyah Kusuma Wardhani, ST., M.Ars (Dosen arsitektur interior), dan Melania Rahadiyanti, ST, MT (Dosen arsitektur interior) lakukan penelitian dan dipamerkan The Sense of Place di Galeri Paviliun House of Sampoerna, Surabaya.
Pengamatan sejak 2017 ini berfokus pada pengindraan terhadap tempat yang dipengaruhi oleh alam, tumbuh-tumbuhan, struktur, desain bangunan, warna, suara, aroma dan susunan pasar tradisional.
Dari kegiatan ini, keempat peneliti berharap budaya lokal dari masing-masing pasar dapat tumbuh berkembang sehingga menjadi identitas atau ciri khas daerah yang mampu memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.
Enam pasar tradisional di Indonesia yang menjadi objek riset kal ini yakni Koridor Pasar Ampel Surabaya, Pasar Barang Antik Triwindu Surakarta, Pasar Ubud Bali, Koridor Belanja Desa Wisata Sade Lombok, Koridor Belanja Kawasan KeTeKesu Toraja Utara dan Pasar Terapung Lok Baintan Banjarmasin.
(Pengunjung memanfaatkan satu diantara karya yang dipamerkan pada The Sense of Place untuk berfoto. Foto: Istimewa)
Keelokan enam pasar tersebut ditangkap dan diwujudkan kedalam ragam karya fotografi dan video. Diambil dari berbagai sudut estetikanya mulai dari keragaman barang yang diperjualbelikan dan juga aktivitas transaksi di dalamnya.
Pengunjung pameran yang menyaksikan karya-karya ke empat dosen Universitas Ciputra (UC) Surabaya diajak merasakan suasana ketika berada di masing-masing pasar tradisional tersebut dengan tujuan menimbulkan minat untuk berkunjung sekaligus memberikan rekomendasi pada masyarakat luas.
Sebagai rangkaian kegiatan pameran ini, dijadwalkan digelar talkshow: The Sense of Places: Indonesian Traditional Shopping Area, lalu pada Sabtu (21/9/2019) digelar talkshow: Tour De Ampel Shopping Corridor, dan pada Senin (7/10/2019) dilaksanakan Sketchers Gathering.
Astrid Kusumowidagdo ST., MM., ketua penelitian menyampaikan bahwa dari beberapa kegiatan yang digelar dalam rangkaian pameran The Sense of Place bisa menjadi inspirasi banyak pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah tentang bagaimana mengelola pasar.
“Dari hasil penelitian yang dipamerkan ini semoga menjadi inspirasi banyak pihak termasuk masyarakat dan pemerintah tentang area pasar tradisional. Kami juga berharap ini jadi panduan pemangku kepentingan dalam mengkonsep area belanja pada lokasi wisata, dengan memasukkan aspek-aspek sense of place,” terang Astrid.
Secara praktis, lanjut Astrid, pengunjung pameran mendapat inspirasi untuk memberi nilai tambah perjalanan dengan mengamati detail-detail sense of place yang dapat memperkaya perjalanan wisata.
Sementara itu, ditambahkan Rani Anggraini Manager House of Sampoerna, bahwa pameran ini memberikan juga wawasan bagi masyarakat tentang kekayaan warisan budaya Indonesia berupa pasar tradisional yang masih eksis hingga kini.
“Ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing pasar tradisional tersebut menarik untuk diamati dan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata. Masyarakat perlu memahami hal itu, dan di pameran yang berakhir pada Sabtu (12/10/2019) ini tampil hal-hal penting dan menarik tersebut,” pungkas Rani Anggraini, Rabu (18/9/2019).(tok)