Jumat, 22 November 2024

Tim Spektronics ITS Siap Berlaga di Sydney, Australia

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tim Spektronics ITS Surabaya bersama Rektor ITS saat menjelang berangkat ke Sydney, Australia. Foto: Humas ITS Surabaya

Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dengan mobil prototype berbahan bakar reaksi kimia siap berlaga dalam kompetisi internasional Chemeca Chem-e-Car Competition 2019 di Sydney, Australia pada 26-30 September 2019.

Rancangan mobil prototype terbaru ini resmi diluncurkan oleh Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, Rektor ITS di halaman Gedung Rektorat ITS, Senin (23/9/2019).

Muhammad Rifqi Furtiansyah, General Manager Tim Spektronics ITS menjelaskan bahwa mobil Spektronics Aerio Superior (AS) ini memanfaatkan reaksi kimia dari hidrogen peroksida dan katalis besi (III) klorida atau FeCl3 sebagai bahan bakar.

Muhammad Rifqi Furtiansyah memaparkan, kedua bahan tersebut mengalami reaksi dekomposisi yang menghasilkan oksigen untuk menggerakkan roda mobil.

“Jumlah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam mobil tergantung pada jarak dan beban yang harus dibawa mobil nantinya, yang baru akan diumumkan pada saat lomba,” terang Rifqi sapaan Muhammad Rifqi Furtiansyah.

Mahasiswa Teknik Kimia ITS tersebut menuturkan, lomba ini merupakan kali keempat tim Spektronics mengikuti kompetisi serupa, setelah sebelumnya pada tahun 2016 Spektronics mendapatkan juara 1 pada kompetisi tersebut.

Rifqi menambahkan, mobil ini sebelumnya sukses menjuarai kompetisi serupa di Malaysia dan Amerika pada tahun 2017.

Rifqi menjelaskan, yang membedakan dengan versi terdahulu adalah perbaikan pada sistem mekanisme mobil sehingga meningkatkan efisiensi dari penggunaan bahan kimia.

“Dengan menggunakan Hidrogen Peroksida sebesar 10 persen, mobil ini mampu menempuh jarak yang sama dengan versi pendahulunya yang menggunakan kadar 30 persen,” terang Rifqi.

Oleh karena itu, lanjut Rifqi, penggunaan bahan bakar yang berkurang menyebabkan limbah yang dihasilkan pun semakin sedikit, sehingga lebih ramah lingkungan.

Selain itu, kelebihan mobil ini, menurut Rifqi, adalah pergerakan yang lebih halus dari mobil generasi sebelumnya serta adanya reaktor yang telah tersertifikasi. “Reaksi kimia yang terjadi menghasilkan tekanan untuk menggerakan mobil, maka reaktor harus tahan dengan tekanan yang ada,” kata Rifqi.

Rifqi menambahkan, tantangan terbesar yang dihadapi Tim Spektronics ITS nantinya adalah perbedaan suhu di Indonesia dan di arena lomba (di Sidney, Australia).

Menurutnya, perbedaan suhu dapat memengaruhi reaksi bahan bakar, sehingga berdampak pada performa mobil. “Kami menggunakan metode thermo controller untuk menyiasati hal tersebut, sehingga suhu reaktor dapat kita sesuaikan untuk reaksi,” ungkap Rifqi.

Tim Spektronics ITS yang merupakan gabungan mahasiswa dari Departemen Teknik Kimia, Departemen Kimia, Departemen Teknik Elektro dan Departemen Teknik Industri ini akan memberangkatkan lima orang di ajang Chemeca 2019 ini, Kamis (26/9/2019).

Mereka yang berangkat adalah Widi Citra Lestari, Satrya Fuad Afif Sulistiyo, Evan Mika Subnafeu, Kharisma Perdana Setiawan, dan Tiara Mahendra Kurniawati.

Rifqi berharap Tim Spektronics mampu merebut kembali titel juara setelah tiga tahun vakum dari lomba tersebut dan bisa kembali mengharumkan nama Indonesia, serta ITS di kancah internasional.

Hal senada diungkapkan oleh Setiyo Gunawan ST PhD., Penasehat Tim Spektronics ITS, bahwa persiapan telah dilakukan tim sejak setahun belakangan ini. “Kami menguji banyak hal termasuk desain, struktur mobil, sampai reaksi kimianya,” terang dosen yang juga Sekretaris Departemen Teknik Kimia ITS ini.

Hasilnya, Setiyo menilai laju pergerakan mobil versi sekarang ini lebih stabil dibandingkan versi terdahulu. “Saat mencapai finish, perhentian mobil juga lebih halus, kami memang sudah mengatur hal tersebut,” terang Setiyo.

Di sisi lain, Setiyo menjelaskan penilaian utama kompetisi ini adalah berapa jarak terjauh yang mampu ditempuh mobil. Ia menggambarkan, jarak lintasan yang digunakan adalah antara 6 meter sampai dengan 30 meter. “Tim dengan error yang paling sedikit dan berhasil menempuh jarak terjauh yang akan menang,” papar Setiyo.

Sementara itu ditambahkan Prof Mochamad Ashari Rektor ITS bahwa pihaknya meminta doa restu dan dukungan dari berbagai pihak untuk keberhasilan tim Spektronics ini. Tidak lupa, Ashari juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tim yang akan berkompetisi.

Ashari sapaan Prof Mochamad Ashari Rektor ITS, berharap tim dapat membawa pulang hasil terbaik dengan mempertahankan juara dunianya. “Tim Spektronics ITS adalah juara sejati karena sejak terbentuk selalu jadi juara,” tegas guru besar Teknik Elektro ITS ini, Senin (23/9/2019).(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs