Inspektur Jenderal Polisi Luki Hermawan Kapolda Jatim mengatakan, aksi ratusan Polisi Wanita (Polwan) dalam unjuk rasa buruh di DPRD Jatim, Rabu (2/10/2019), berhasil bikin demonstran gagal fokus.
Ratusan Polwan gabungan dari Polda Jatim, Polrestabes Surabaya, dan Polres Pelabuhan Tanjung Perak itu membawa poster berisi pesan-pesan persuasif supaya aksi unjuk rasa berlangsung damai.
“Unjuk rasa di Jatim, baik di Surabaya dan kabupaten lainnya, berjalan tertib. Ada yang beda di Surabaya. Selain pasukan Asmaul Husna, ada Polwan cantik dan Polki ganteng membawa (poster) imbauan,” ujar Luki.
Dia mengatakan, mengikuti perkembangan aksi unjuk rasa yang mana para demonstran membawa beragam poster unik tuntutan mereka, para Polwan juga mengusulkan ide membuat poster seperti itu.
“Polwan-polwan kita punya ide, kepingin juga buat poster. Saya bilang, silakan buat, tapi harus berisi imbauan. Kita bisa lihat, para pendemo senang, banyak yang minta selfie, bahkan jadi gagal fokus. Ini baik sekali. Akan menjadi pilot project bagi yang lainnya,” katanya.
Kapolda Jatim akan meminta seluruh jajaran Polres di Jawa Timur melakukan hal yang sama dalam tugas mengamankan jalannya aksi unjuk rasa. Dia juga akan melaporkan ini kepada Kapolri.
“Akan kami laporkan ke Bapak Kapolri, mudah-mudahan Polda lain bisa melakukan hal yang sama. Ini bukti, sampai kapanpun Jawa Timur tidak akan tergoda dan ikut-ikutan rusuh seperti wilayah lain,” ujarnya.
AKBP Sri Andriyany Kabag Sumber Daya Manusia Polrestabes Surabaya sebagai Koordinator Tim Gabungan Polwan pembawa poster mengatakan, isi tulisan poster itu murni ide para Polwan.
“Kami memang sengaja mengangkat kearifan lokal. Makanya tulisan-tulisan di poster itu lebih banyak pakai pantun, parikan, dan istilah-istilah Jawa Timuran yang khas,” ujarnya.
Kombes Pol Sandi Nugroho Kapolrestabes Surabaya mengatakan, aksi Polwan dan posternya ini adalah hasil evaluasi dari sejumlah aksi yang sudah berlangsung di Kota Pahlawan.
“Selama ini, aksi unjuk rasa itu selalu membawa kesan menyeramkan. Tapi ternyata, unjuk rasa sebenarnya memiliki sisi lain. Yakni menjadi hiburan bagi masyarakat,” ujarnya.
Sandi mengatakan, konten seluruh poster itu memang inisiasi Polwan. Dia hanya menyeleksi konten persuasif seperti apa yang perlu ditampilkan, dan konten mana harus direvisi.
“Jadi ini upaya kami jangan sampai masyarakat antipati dengan unjuk rasa. Tetapi bisa mengambil sisi positif unjuk rasa sebagai hiburan, atau bagian yang bisa menyejukkan sebuah kota dalam berbagai aktivitas berdemokrasi,” katanya.(den/dwi/rst)