Jumat, 22 November 2024

Dari Keluarga Kurang Mampu, Atlet Asal Surabaya Ini Torehkan Prestasi Dunia

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Rahmad Adi Mulyono atlet panjat tebing junior asal Kota Surabaya (baju hitam) menyabet medali perunggu speed junior putra dalam ajang IFSC Youth World Championships di Arco, Italia pada 26-31 Agustus 2019. Foto: Istimewa

Rahmad Adi Mulyono atlet panjat tebing junior asal Kota Surabaya, mampu menunjukkan prestasinya di tingkat dunia. Warga Mulyorejo Utara ini berhasil mengharumkan nama Indonesia, khususnya Kota Pahlawan.

Pria yang akrab disapa Adi itu berhasil menyabet medali perunggu speed junior putra dalam ajang IFSC Youth World Championships di Arco, Italia pada 26-31 Agustus 2019.

Atas prestasinya ini, Adi pun mendapat apresiasi reward dan diundang langsung oleh Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya bersama atlet berprestasi lainnya di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Sedap Malam, Senin (7/10/2019).

“Saya senang sekali tadi bisa bertemu Ibu Wali Kota langsung, ini sudah ketiga kali saya bertemu dengan ibu wali,” kata Adi.

Pada kesempatan itu, Adi pun menceritakan singkat perjuangannya. Awalnya ia dipanggil dari pusat bersama lima atlet panjat tebing lainnya untuk mewakili Indonesia bertanding di IFSC Youth World Championships yang berlangsung di Arco, Italia.

Sebelum bertanding, Adi bersama enam atlet lain memusatkan latihan di Yogyakarta selama 10 hari.

“Total ada enam orang atlet panjat tebing asal Indonesia yang bertanding di Italia. Sementara dari Jawa Timur sendiri ada tiga orang, termasuk dengan saya,” kata Adi.

Pada kejuaraan tingkat dunia itu, Adi berhak menyandang peringkat tiga setelah menang dengan waktu 5,979 detik, berbanding 8,717 detik dari pemanjat tebing asal Ukraina, Y Tkach. Sementara itu, peringkat satu dan dua diduduki atlet Rusia yakni A Nagaev dan S Rukin.

“Saya mendapat medali perunggu dengan catatan waktu 5,97 detik, bersaing dengan Ukraina. Sedangkan Juara satu dan duanya diraih atlet Rusia,” ujarnya.

Sebelumnya, Adi juga pernah mendapat peringkat sebelas pada kejuaraan panjat tebing tingkat Asia yang berlangsung di Singapura tahun 2017 silam. Bahkan di tahun 2018, ia juga meraih urutan sembilan pada kejuaraan panjat tebing yang berlangsung di Chongqing, China.

“Kalau kejuaraan tingkat dunia baru pertama kali ini, dan dapat juara tiga (perunggu),” ungkapnya.

Sementara itu, Edi Santoso Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya menilai capaian ini sebagai prestasi yang luar biasa yang ditorehkan atlet panjat tebing muda asal Surabaya. Apalagi menurutnya, Adi berasal dari keluarga kurang mampu.

“Hal ini menunjukkan bahwa prestasi olahraga tidak harus anaknya orang punya. Apalagi Adi ini masih muda, maka itu jadikanlah prestasi ini sebagai motivasi bagi anak-anak Surabaya untuk berprestasi seperti dia,” kata Edi.

Edi mengungkapkan, selama ini Pemkot Surabaya pasti tidak akan menutup mata jika ada anak-anak Surabaya yang mampu berprestasi. Bahkan, pihaknya memastikan bakal terus menambah fasilitas-fasilitas olahraga, khususnya cabang olahraga panjat tebing.

“Kalau ada anak Surabaya berprestasi, pastinya ada penghargaan dari wali kota, rewardnya juga pasti ada. Bahkan, tadi Ibu Wali Kota juga bilang agar diperbanyak fasilitas-fasilitas olahraga panjat tebing,” terangnya.

Menurutnya, panjat tebing adalah sepuluh dari bagian cabang olahraga prioritas Nasional untuk mendunia. Apalagi, selama ini prestasi panjat tebing Indonesia diperhitungkan di tingkat dunia, sehingga harus dipertahankan.

Karena itu, pemkot berkomitmen untuk terus mendukung dengan memfasilitasi anak-anak Surabaya agar terus bisa berprestasi.

“Sejak dini kita sudah mulai ajarkan anak-anak itu, bahkan di sekolah-sekolah kita terus bangun fasilitas untuk panjat tebing. Apalagi olahraga panjat tebing ini sudah menjadi kegiatan ekstrakulikuler di sekolah,” pungkasnya. (bid/ang/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs