Sabtu, 23 November 2024
Sekitar 30 Persen

Areal Taman Nasional Baluran Dipenuhi Akasia Berduri

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan

Sekitar 30 persen dari 25.000 hektare lahan Taman Nasional (TN) Baluran Banyuwangi, Jawa Timur dipenuhi akasia berduri sehingga mengganggu binatang rusa, banteng, atau kerbau liar mencari rumput.

Padahal kedatangan para wisatawan ke TN Baluran yang berada di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Jatim) perbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi itu, selain melihat pemandangan pantai juga untuk menyaksikan rombongan hewan-hewan dilindungi itu saat merumput.

SYAMSUHARI Kepala Taman Nasional Baluran Syamsuhari kepada Antara, Rabu (14/02) mengakui, tumbuhnya akasia berduri sangat menganggu hewan yang dilindungi itu dalam merumput karena rumput menjadi tidak tumbuh di areal savana tersebut.

Pihaknya saat ini tengah berupaya menghilangkan tumbuhnya akasia berduri yang berkembang sangat cepat dengan berbagai metode antara lain melalui pembakaran, kimiawi dan cara penebangan menggunakan mesin.

Sekitar 40 persen luas kawasan TN Baluran berupa savana. Tipe ekosistem lain yang ada di TN Baluran adalah hutan pantai di kawasan Bama dan Sirontoh, hutan payau di Gatel, Bilik, dan Bama, hutan payau, hutan dataran rendah yang selalu hijau serta hutan pegunungan bawah.

Flora yang tumbuh di kawasan terkenal dengan bantengnya ini beragam, terdiri atas 444 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 87 familia, terbagi menjadi 24 jenis tumbuhan eksotik, 265 tumbuhan obat, dan 37 tumbuhan ekosistem mangrove.

Dengan kekayaan flora yang luar biasa itu, hingga saat ini di TN Baluran terdapat 28 jenis mamalia.

Sebanyak 47 jenis satwa di antaranya merupakan satwa yang dilindungi undang-undang perburuan satwa liar, yaitu lima jenis insektivora, lima jenis karnivora, empat jenis herbivora, 32 jenis aves, dan satu jenis reptilia.

Beberapa jenis satwa yang menjadi ciri khas TN Baluran antara lain banteng (Bos javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), rusa (Cervus timorensis), kijang (Muntiacus muntjak), dan babi hutan (Sus sp).

Tidak ketinggalan macan tutul (Panthera pardus), ajag (Cuon alpinus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), dan lutung (Trachyphitecus auratus cristatus).

Keragaman flora dan fauna yang dimiliki membuat taman nasional yang dibelah oleh jalan raya utama penghubung Surabaya-Banyuwangi ini diramaikan oleh peneliti dan pengunjung. Bukan hanya siswa sekolah yang menyempatkan diri berlibur, namun juga peneliti.

Bagikan
Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs