Festival Tengtengan Ciluk, Minggu (27/05) mendatang, dijadwalkan bakal mewarnai awal kegiatan Festival Seni Surabaya (FSS) 2007 yang digelar 1 – 15 Juni 2007 nanti. Sebuah festival permainan tradisional yang nyaris tak dikenali lagi.
Dengan mengambil tema acara Ciluk Ba festival Tengtengan Ciluk yang digelar Minggu (27/05) mendatang, diharapkan membuka cakrawala baru bagi anak-anak untuk menelusuri bentuk-bentuk permainan tradisional yang kini tak lagi mereka jumpai.
“Ini langkah awal untuk mengingatkan pada generasi saat ini yang mungkin tidak mengenal permainan Tengtengan Ciluk tersebut. Nantinya, anak-anak sekaligus diajak untuk mengenal apa itu festival sejak mereka masih usia dini,” ujar FAUZI S, Sekretaris FSS 2007, Kamis (10/05).
Permainan Tengtengan Ciluk lazim dikenal oleh masyarakat warga kota Surabaya diera masa lalu. Permainan yang biasa hadir saat Maulud Nabi Muhammad SAW itu, tak ubahnya permainan iring-iringan lampion yang disertai dengan canda dan saling ejek antara satu kelompok anak-anak dengan kelompok lainnya.
“Kalau Tengtengan Ciluk itu terbuat dari tanah liat yang diproses menjadi bahan gerabah. Setelah dibentuk sedemikian rupa, didalamnya diberi lampu penerangan, biasanya lilin. Sambil membawa Tengtengan Ciluk, anak-anak saling mengejek satu sama lain. Menyenangkan sekali,” cerita Cak KANDAR perupa yang juga Arek Suroboyo, pada suarasurabaya.net, Kamis (10/05).
Festival Tengtengan Ciluk, lanjut FAUZI, Minggu (27/05) mendatang nanti rencananya digelar di Taman Prestasi dan tebuka untuk anak-anak usia TK dan SD. “Mereka ini kita anggap saja sebagai calon-calon penonton FSS dimasa depan. Sejak usia dini kita kenalkan pada mereka arti sebuah festival seni,” tambah FAUZI.
Sementara itu, sampai Kamis (10/05) ini sedikitnya 80 calon volunteer untuk FSS 2007 sudah mengajukan proposal keikutsertaan. “Hampir sebagian besar adalah mahasiswa. Sekitar 15% -nya adalah siswa SMA. Pendaftaran memang masih kami buka,” kata FAUZI S, saat ditemui suarasurabaya.net, Kamis (10/05).
Teks foto:
-Kesibukan di sekretariat FSS 2007 yang melibatkan sejumlah volunteer.
Foto: TOTOK suarasurabaya.net