Tak ubahnya suara hujan yang juga ditingkahi petir dan kilat, ISWANTO seniman musik kontemporer asal Tuban, berhasil menghadirkan suara hujan digedung Cak Durasim kompleks Taman Budaya Jatim.
Menggunakan dahan daun lontar ditambah sejumlah julur-julur daunnya, ISWANTO mengusung suara hujan kedalam pertunjukannya yang bertajuk Hujan Pertama. Suara gemericik air terdengar sangat halus dan seolah nyata.
Mulai dari dentuman guntur sampai bunyi gemericik gerimis yang menerpa gentang atap rumah, hadir dengan luar biasa sempurna. Meski, menggunakan bahan perkusi yang terbilang absurd, dahan dan daun lontar, namun bunyi yang dihasilkan sangat indah.
“Ini karya terbaru. Dan ini adalah bagian dari keseharian kami orang desa ketika hujan pertama kali membasahi bumi desa kami disuatu musim. Terima kasih sekali atas apresiasi yang sangat luar biasa,” ujar ISWANTO pada suarasurabaya.net, Rabu (20/06).
Pertunjukan musik komunitas Genahrejo Tuban pimpinan ISWANTO tersebut membuka hari pertama Surabaya Full Music (SFM) 2007, Selasa (19/06) malam yang digelar di kompleks TBJ jalan Gentengkali Surabaya.
Sebelumnya, musik perkusi Kramat dari Bangkalan, menggebrak dengan komposisi Tong Kosong Kosong Bunyinya yang semarak. Kelompok ini sudah beberapa kali tampil dipentas-pentas bergengsi di Indonesia maupun diluar Indonesia.
Dijadwalkan, Rabu (20/06) bakal tampil orkes keroncong Atma Candra Kirana dipendopo TBJ, serta komunitas musik pimpinan SUWANDI dari Surabaya. Sedangkan dari luar Jawa, hadir kelompok musik dari Samarinda, Kalimantan Timur.(tok/tok)
Teks foto:
-Aksi ISWANTO yang sukses menghadirkan suara hujan.
Foto: TOTOK suarasurabaya.net