Pasca pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang segera digelar 20 Oktober 2019 mendatang, Universitas Airlangga (Unair) berjanji akan memformulasikan masukan pada pemerintah di berbagai bidang.
Prof. Mohammad Nasih Rektor Unair mengatakan, di bulan November mendatang, ia telah berjanji kepada mahasiswa untuk membuat diskusi dalam skala besar untuk merumuskan bersama masukan di berbagai bidang kehidupan pada pemerintahan 2019-2024.
“Kami sudah janji dengan kawan-kawan di mahasiswa, untuk bulan November akhir kita akan lakukan diskusi agak besar. untuk memberikan berbagai masukan di berbagai bidang. termasuk bidang hukum, ekonomi dan banyak hal. Itu nanti akan kita formulasikan,” ujar Prof. Nasih.
Meski belum bisa merinci masukan apa saja yang akan diberikan pada pemerintah, ia membeberkan bahwa Indonesia saat ini masih memilih PR besar yang terkait keadilan sosial. Menurutnya, belum meratanya keadilan sosial membuat kemajuan bangsa terhambat.
“Terutama di keadilan sosial. kita tahu, bahwa masih ada kesenjangan yang perlu kita pikirkan mulai sekarang. harus diupayakan. Kesenjangan bukan soal antar wilayah. kalau itu Pak Jokowi sudah sangat sangat advanced dan luar biasa dengan Papua mendapat porsi luar biasa,” katanya.
“Tapi kesenjangan internal di daerah antar kelompok masyarakat. Itu yang masih perlu mendapatkan perhatian lebih luas lagi,” lanjutnya.
Ia menegaskan, salah satu cara mengurangi kesenjangan adalah dengan mengembalikan semua sistem ke sistem pancasila, mulai dari ekonomi hingga politik. Ia juga mengajak semua pihak untuk membentuk gerakan nasional kembali ke sistem Pancasila.
“Dalam bahasa itu, kami mengajak dan mungkin akan jadi gerakan nasional semua sistem harus kembali ke Pancasila. Ekonominya harus kembali ke ekonomi Pancasila. Dimana keadilan menjadi hal yang mendasar. Politiknya harus politik Pancasila. Demokrasinya harus demokrasi Pancasila yang mengedepankan permusyawaratan dan lain-lain, yang gak ada money politic dan sebagainya. Satu katanya begitu. Kami benar-benar kepengen gerakannya kembali ke Pancasila. Untuk semua aspek,” pungkasnya. (bas/dwi/rst)