Minggu, 27 April 2025
Kelangkaan Kapal Kargo

Bisnis Pelayaran Siasati dengan Kontainerisasi

Laporan oleh Noer Soetantini
Bagikan

Kelangkaan kapal kargo saat ini menjadi masalah baik untuk pasar domestik maupun internasional. Pasalnya, arus permintaan dan pengiriman barang antar pulau semakin meningkat. Hal itu disampaikan CHARLES MENARO Presiden Direktur Meratus Line pada suarasurabaya.net, Rabu (22/08).

Sampai saat ini, kata CHARLES, sekitar 60% pengangkutan barang dalam negeri justru dikuasai perusahaan pelayaran asing, khususnya untuk pengangkutan batubara dan off shore. “Banyak perusahaan pelayaran asing Singapura (sekitar 50%) menguasai angkutan batubara di Kalimantan. Sementara di Indonesia sendiri, ketersediaan kapal nasional sangat kurang akibat kesulitan pendanaan. Bahkan untuk memesan kapal baru produksi dalam negeri sangat sulit,”ujarnya.

Kesulitan pendanaan disebabkan belum adanya shipping desk di pihak bank. Imbasnya, kata CHARLES, bank tidak memiliki keyakinan untuk meningkatkan persentase pinjaman bagi bisnis pelayaran. Begitu pula dengan belum disahkan mortgage law membuat masih tingginya resiko bagi pihak perbankan. Kesulitan pendanaan tersebut secara otomatis menyebabkan pertumbuhan jumlah kapal nasional pengangkut komoditas hanya 18% sejak 2005.

Menghadapi realitas yang ada di bisnis pelayaran Indonesia, ungkap CHARLES, perlu ada terobosan yang dilakukan perusahaan pelayaran. Diantaranya, membangun ‘jalan tol’ yang mampu mempercepat pertumbuhan bisnis pelayaran.

“Ada beberapa cara yang dilakukan yakni membuka akses transportasi laut ke daerah-daerah terpencil. Seperti rute Surabaya-Sampit yang dirintis sejak 1994. ‘Jalan tol’-nya dengan konsep kontainerisasi. Jasa angkut pengiriman barang dilakukan dengan menggunakan kapal tipe container deck ship. Kapal tipe bisa melakukan pengiriman barang melalui perairan sempit dan dangkal serta melayani daerah-daerah yang tidak memiliki kapal tunda. Sedangkan pemerintah bisa mendukung dengan membenahi infrastruktur kepelabuhan,”paparnya.

Container deck ship, dinilai CHARLES, sangat efisien baik di pemakaian dermaga maupun manfaat yang dirasakan pengusaha kecil dengan produk orientasi ekspor. Efektivitasnya akan naik 10 kali lipat dengan konsep kontainerisasi dibandingkan kapal non kontainer. Ia mencontohkan kalau 1 jam di pelabuhan kapal non kontainer paling hanya bisa mengangkut barang sekitar 15 ton. Sementara kapal kontainer dengan waktu yang sama bisa mengangkut barang sebanyak 150 ton.

Meratus Line telah melakukan pengiriman barang ke 15 pelabuhan dalam negeri mulai Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Kendari, Benoa, Kupang, Sampit, Banjarmasin, Bontang, Samarinda, Dili, Toli Toli, Benete dan Kumai. Untuk meningkatkan pelayanan ke pelanggan, selama 2007 ini, pihaknya membeli 2 kapal container deck ship –satu sudah diserahkan dan lainnya baru datang Januari 2008. Ditambah 4 kapal tipe lainnya.

“Pembelian kapal baru ini sekaligus respon terhadap berkurangnya kapal untuk jasa pengiriman barang. Investasi yang ditanamkan untuk satu kapal kontainer sekitar US$ 7,5 juta. BEP paling lama 10 tahun. Ini pembiayaan sendiri dengan cara menjual beberapa kapal,”tukasnya.

Tahun depan, Meratus Line siap ekspansi dan bersaing dengan perusahaan pelayaran yang ada di Australia. Jalur angkutan mulai Singapura, Surabaya dan Australia Utara. Untuk realisasi ekspansi, Meratus Line kerjasama joint venture dengan perusahaan pelayaran di Australia dengan membentuk Mocean Shipping. (tin)

Teks foto :
1. MV Meratus Borneo tipe container deck ship yang dirakit di China bermesin buatan Jepang dilengkapi bow thruster dan 2 mesin induk. Ini termasuk kapal jenis terbaru dengan anjungan berada di depan dan berbobot sekitar 5000 ton
2. CHARLES MENARO (kiri) saat berada di MV Meratus Borneo bersama kapten kapal (kanan)
Foto : TITIN suarasurabaya.net

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Mobil Terbakar Habis di KM 750 Tol Sidoarjo arah Waru

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Surabaya
Minggu, 27 April 2025
28o
Kurs