Sabtu, 23 November 2024

Aku Dipaksa Jadi Budak Seks

Laporan oleh Noer Soetantini
Bagikan

Judul Buku : Momoye, Mereka Memanggilku
Penulis : Eka Hindra-Koichi Kimura
Halaman : x + 314 halaman
Penerbit : Erlangga, 2007

Jugun Ianfu bukanlah praktik pelacuran. Jugun Ianfu tidak dilakukan secara sukarela oleh perempuan-perempuan Indonesia yang direkrut militer Jepang. Ini merupakan sistem perbudakan seksual sistematis yang dilakukan militer Jepang untuk memenuhi kebutuhan seks militer dan sipil Jepang.

Sistem ini diselenggarakan sekaligus untuk menghindari berjangkitnya penyakit kelamin di kalangan militer Jepang, juga untuk mencegah terjadinya konflik dengan masyarakat di wilayah kekuasaan yang dikuasai militer Jepang. Jadi praktik Jugun Ianfu adalah kegiatan yang secara intensif dan sistematik yang menjadi bagian dari strategi penjajahan militer Jepang yang merupakan pelanggaran besar terhadap hak asasi manusia dan undang-undang peperangan. (Budi Hartono SH LBH Yogyakarta)

Sinopsis :
Mardiyem muda (15) baru mengetahui kalau dirinya datang ke Borneo (Kalimantan) ternyata dijual untuk dijadikan budak nafsu seks tentara Jepang. Padahal tujuan semula adalah menjadi pemain sandiwara. Tapi tidak punya pilihan lain begitu dirinya dan bersama puluhan perempuan Yogyakarta sudah dimasukkan ke bilik-bilik kamar di Asrama Telawang.

Momoye demikian nama Jepang yang diberikan untuk Mardiyem dengan kamar nomor 11. Setiap harinya, Momoye harus melayani 10-15 tentara Jepang secara paksa. Hingga pernah dirinya hamil dan harus digugurkan secara paksa sampai rahimnya rusak. ((hal.91)

Siksaan hidup yang dialaminya baru berakhir saat Sekutu melumpuhkan Jepang dan dirinya bertemu dengan Amat Mingun anggota KNIL. Hanya Mingun-lah yang tahu siapa Mardiyem alias Momoye yang sebenarnya.

Setelah Amat Mingun meninggal, Mardiyem baru berani bicara ke publik dan menuntut haknya selama berada di Asrama Telawang pada pemerintah Jepang. Melalui perjuangan ini, Mardiyem ingin menolong teman-teman senasib yang rata-rata hidup miskin dan menderita fisik berkepanjangan akibat menjadi budak nafsu seks secara paksa di era penjajahan Jepang. (hal 197)

Deskripsi :
Membaca buku ini tidak ubahnya kita membaca cerita sejarah seorang pejuang bernama Mardiyem. Kedukaan Mardiyem sebagai bagian dari Jugun Ianfu Indonesia dipaparkan secara detil dan seolah-olah membawa si pembaca masuk ke dalam masanya. Mardiyem meski jadi korban di masa penjajahan Jepang tapi juga ikut mengambil peran dalam membantu tentara Indonesia berjuang.

Buku ini banyak memberikan kejelasan nyata apa dan bagaimana sebenarnya Jugun Inafu itu. Ini cukup meluruskan persepsi yang keliru tentang perempuan-perempuan Jugun Ianfu. Dan perlunya kita mendukung perjuangan mereka mendapatkan haknya akibat penjajahan Jepang di masa lalu. (tin)

Bagikan
Berita Terkait

Cinta Dunia Akhirat

Misteri Tangan Kanan

Tubuh Gemuk Tapi Ramping

Pasang Surut Bisnis Sampoerna

The Secret


Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs