Jika ingin memotret kehidupan dan aktifitas pekerja seks komersial (PSK), sebaiknya tidak melakukannya seorang diri. Resikonya lebih besar, ungkap YUYUNG ABDI.
Disela peluncuran buku dan pameran foto yang bertajuk “Sex For Sale” Potret Faktual Prostitusi 27 Kota di Indonesia di Royal Plaza Surabaya, Sabtu (01/09), YUYUNG ABDI fotografer jurnalistik Jawa Pos ini mengatakan, supaya lebih aman bagi pemotret, saat memotret PSK sebaiknya membawa teman.
“Kalau kita datang ke tempat lokalisasi sebaiknya rame-rame. Jadi perhatian tidak hanya terfokus pada fotografer. Teman lainnya bisa mengalihkan perhatian, dan fotografer bisa cukup leluasa memotret, meskipun kamera tetap harus tersembunyi,” paparnya.
Karena itu tidak heran, jika 160 orang juga ikut terlibat dalam menciptakan 333 karya foto plus cerita yang sudah dibukukan YUYUNG dan sebagian foto tersebut saat ini dipamerkan di Royal Plaza hingga 7 September mendatang.
Dalam Bincang Santai usai pembukaan pameran yang menghadirkan tiga fotografer kondang antara lain OSCAR MOTULOH (Antara), ARBAIN RAMBEY (Kompas), dan KRISTUPA W SARAGIH (fotografer.net), YUYUNG menambahkan, ia memilih obyek wanita di lokalisasi karena dinilai lebih menantang.
”Selain menantang karena harus berhadapan dengan para preman dan mucikari, juga menghabiskan biaya tidak sedikit, saya juga lebih memfokuskan sisi kemanusiaan,” kata YUYUNG sambil menggambarkan bagaimana ia kesulitan mendapatkan obyek PKS hamil hingga melahirkan.
Sementara itu OSCAR MOTULOH menilai karya fotografi YUYUNG soal prostitusi tersebut mengatakan, fotografer disini masih memperhatikan kaidah investigasi, dan melindungi ‘tokoh-tokoh’ yang difotonya.
Ditambahkan ARBAIN RAMBEY, memang merupakan tantangan untuk bisa menghasilkan karya foto hingga menjadi sebuah buku. “Jadilah seorang fotografer jurnalistik total, jangan pas bandrol. Karya ini bisa jadi cambuk buat fotografer lain di Indonesia,” ujarnya.
Berbeda dengan KRISTUPA W SARAGIH, ia menganggap fotografer yang berhasil adalah fotografer yang bisa membuat foto yang belum pernah dibuat orang lain.
Foto-foto dan cerita yang menggambarkan dunia prostitusi di Indonesia ini mendapat respon INA SILAS General Manager House of Sampoerna.
“Surprise..! Ini karya bagus sekali. Saya tidak mungkin bisa melihat lebih dalam dunia prostitusi jika tidak lewat foto-foto yang dilengkapi cerita-cerita seperti ini,” ungkapnya di arena pameran pada suarasurabaya.net.
Teks Foto:
1. YUYUNG (kanan) bersama putranya (baju merah) dan OSCAR MOTULOH.
2. Foto jepretan YUYUNG ABDI yang dipamerkan di Royal Plaza jadi perhatian pengunjung.
Foto: IPING suarasurabaya.net