Sabtu, 23 November 2024

Mereka yang Bersuka Cita dan Mengikuti Jejak Taqwa

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan

Oleh: WAA. Ibrahimy

Katakan bahwa anda adalah seorang pengembara, katakanlah pada diri sendiri. Katakan bahwa hidup adalah belantara, katakanlah untuk beningkan hati. Dan katakan bahwa dunia hanyalah tempat bersinggah, bukan tempat abadi. Katakanlah untuk bekali diri!

Ketahuilah wahai para pengembara sejati, bahwa pengembaraan ini bukan sekedar perjalanan hidup duniawi, bukan sekedar menapaki bumi. Namun pengembaraan ini juga perjalanan hari, perjalanan ruhani menuju Mahapengasih, Mahakekasih. Bila di dunia fisik ada fase kehidupan materi, maka di dunia psikis pun ada fase kehidupan yang dimensinya lebih menakjubkan lagi. Dimulai dari suatu proses kontemplasi, turunnya cahaya kesadaran lalu menjadi pencerahan diri, semua nilai-nilai hidup terbacakan di depan mata, mata batin bernama hati nurani.

Saujana, sejauh mata memandang titik akhir musafah pengembaraan tak kan pernah terlihat pasti. Di hadapan, rimba belantara harus terlewati. Setiap karakter yang anda temui tak jarang memperlihatkan wajah-wajah kebinatangan selain kemanusiaannya secara lahir. Di hadapan, sahara kejenuhan membuat dahaga hati. Setiap bayangan fatamorgana menipu keteguhan diri. Di hadapan, puncak gunung kesuksesan menjadi tempat mendaki. Setiap letupan magma keangkuhan berpotensi besar membinasakan orang lain dan anda sendiri.

Di hadapan, jurang kegagalan sangat curam sekali. Setiap penentangan dan ketidaksabaran membuka lebar kekufuran pada hikmah Ilahi. Anda manusia dan harus berusaha tetap menjadi manusia, berkepribadian manusia, menjalani peran sebagai manusia dan membangun peradaban manusia.

Langkah demi langkah terayun, menapaki jejak, melewati fase pengembaraan. Dan bila batas dimensi telah dekat, barzakh kan menjelang di hadapatan. Ingatlah bahwa sesudah itu disana ada kehidupan hakiki, kehidupan dan keindahan bagi yang bersuka cita dan mengikuti jejak taqwa. Di sanalah kehidupan taman surgawi.

Akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya dan surga adalah citra keridholan Alloh Subhanahu wa ta’ala. Siapa yang memasukinya maka artinya ia telah memasuki ridlo Tuhannya dan tergolong sebagai orang-orang yang beruntung lagi bahagia selama-lamanya.

Orang-orang yang kelak akan hidup di taman surga, di antara mereka ada yang disebut mubtahij, yaitu hamba yang bersuka cita dengan kelezatan tajalli dan syuhud yang telah ia rasakan di dunia. Kelezatan tajalli artinya kelezatan yang dirasakan oleh seorang arif billah tatkala lenyapnya hijab basyariyah (tabir kemanusiaan) dari dirinya dan cerlangnya kilauan cermin hati dari definisi thabi’ah basyariyyah (karakter kemanusiaan).

Sedangkan kelezatan syuhud artinya kelezatan yang dirasakan tatkala menyaksikan wujud al Haq (keberadaan Alloh Ta’ala) secara esensial hingga menyebabkan hilangnya kesadaran terhadap diri sendiri, ia lenyap dan yang ada hakikatnya hanya Alloh Subhanahu wa ta’ala. Mereka adalah golongan muqorrobin, mereka orang-orang yang memiliki keyakinan murni, menegakkan hak-hak Alloh sebagai wujud penghambaan atau ubudiyyah demi mencari ridlo-Nya.

“Adapun jika dia termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta surga kenikmatan.” (QS.al-Waqi’ah:88-89).

Dan diantara mereka ada pula yang disebut muntahij, yaitu hamba yang telah mengikuti jejak taqwa, yang telah berpindah baik secara fi’il (perbuatan) maupun hal (keadaan) dalam maknanya yang lahir dan batin, hingga mencapai keyakinan yang murni sebagai suatu keharusan bagi seorang mubtahij. Mereka adalah golongan abror yang menggunakan dunia untuk bekal bukan tujuan yang menghidupkan amal-amal kesalehan serta maqom-maqom keyakinan, ber-mujahadah, sungguh hati, demi meraih derajat yang luhur dan mulia.

Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman; “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (syurga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim. (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.” (QS. Al Muthaffifiin 22-28).

Anda adalah pengembara, maka melangkahlah kemana orang berlomba-lomba mencapainya. Ke arah masa depan yang penuh misteri dan tanda tanya, ke suatu tempat di mana semua manusia kembali, tempat di mana pahala menjadi nyata disana.

“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. as-Sajdah:17)

Jangan memilih arah yang lain selain jalan orang-orang yang bersuka cita dan mengikuti jejak takwa. Karena tak ada kehidupan hakiki dan keindahan abadi bagi yang memilih selain jalan tersebut sesudahnya. Bahaya besar siap mengancam, bahkan kesesatan dan kecelakaanlah baginya, maka waspadalah! (ipg)

Bagikan
Berita Terkait

Keberkahan Rumah Tangga Nabi SAW

Keteguhan Hati Nabi SAW

Berpuasa di Negeri Sunyi


TERKINI POPULER TERPILIH
Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs