“Semua yang dilakukan manusia dan kemudian berpengaruh atau berdampak dengan segala kejadian didunia ini, bermula dari otak. Dan otak itu tersimpan didalam kepala setiap manusia. Segala peristiwa, gempa Jogja, Tsunami, Bom Bali, juga memberikan sentuhan terhadap karya saya. Heads”.
Kepada suarasurabaya.net, Selasa (13/11) pemilik nama lengkap MARTINUS MIROTO ini menyampaikan sepenggal konsep karya tari garapannya yang bakal tampil dalam Festival Cak Durasim (FCD) 2007 hari ketiga.
Heads ditarikan empat penari yang masing-masing pada bagian-bagian tertentu harus berganti-ganti topeng dengan berbagai karakter. Bahkan topeng-topeng dengan ukuran cukup besar juga ikut ditampilkan oleh MIROTO.
“Tapi justru sebenarnya, topeng-topeng yang dalam proses pengerjaan dan belum tuntas itulah yang jadi pilihan saya. Karena justru itulah yang memunculkan karakter asli manusia. Kali ini saya tampilkan sekurangnya 30 topeng yang juga mewakili kepala manusia,” ujar MARTINUS MIROTO.
Karya ini, lanjut MIROTO sebelumnya sudah pernah ditampilkan yakni ditahun 1995 dengan sekurangnya 75 topeng. Kemudian ditampilkan kembali ditahun 2002 di belanda dan Belgia tetapi hanya menggunakan 50 topeng. Dan untuk FCD 2007 ditampilkan dengan sekurangnya 30 topeng.
“Karena memang sebuah karya itu harus terus berproses,” ujar MIROTO. Heads dipuncaki dengan pemenggalan kepala-kepala manusia yang digambarkan cukup unik oleh MIROTO. Namun begitu kesan sadis dan ngeri masih cukup kental terasa.
Tampil di hari ketiga FCD 2007, sebelumnya karya tari ’’23.59’’ garapan WISNU Ponorogo, kemudian dilanjutkan dengan penampilan Heads. Rabu (14/11) besok, digelar Lomba Kidungan, penampilan karya tari dan Kesenian Daerah Maluku.(tok)
Teks foto:
1. Topeng berukuran besar ditampilkan MIROTO.
2. Heads bercerita tentang kepala-kepala manusia.
Foto: TOTOK suarasurabaya.net