Festival Ludruk Generasi Diikuti 7 SMA

Sekurangnya 7 SMA mengikuti festival ludruk gelaran Taman Budaya Jatim (TBJ), yang dikemas dalam Festival Ludruk Generasi, Rabu (21/11). Ke tujuh SMA tersebut diantaranya, SMAN 12, SMAN 21, SMAN 5, SMAN 14, SMKN 9, SMA Barunawati, dari Surabaya. Serta SMAN 1 dari Kota Gresik.

Gelaran kedua, Festival Ludruk Generasi tersebut disampaikan DODI OBENK dari Komunitas Seni Teras Soeroboyo sebagai ketua Panitia memang tidak untuk mencari juara. Festival yang digelar di Gedung Cak Durasim itu lebih ditujukan untuk pencarian bakat-bakat baru dalam rangka pelestarian Ludruk.

“Ini memang tidak untuk mencari juara. Kita ingin Ludruk juga dikenal oleh generasi muda, bukan cuma sinetron yang mereka tahu. Ludruk juga perlu diketahui sebagai kesenian lokal yang kini sudah mulai punah,” ujar DODI OBENK pada suarasurabaya.net, Rabu (21/11).

Meski penampilan para siswa SMA itu masih jauh dari bagus, tetapi paling tidak, lanjut DODI OBENK, ada keinginan untuk memainkan Ludruk itu sendiri. “Masih jauh. Tetapi paling tidak dengan niat mereka untuk memainkan Ludruk mereka sudah mengenal Ludruk itu sendiri,” lanjut DODI.

Ditanya tentang penampilan para peserta, DODI mengakui peserta Festival Ludruk Generasi tahun 2007 ini, masih jauh dari pakem Ludruk. Misalnya saja tari remo yang jadi ciri khas Ludruk, beberapa tim peserta tidak menampilkannya.

“Termasuk kidungan Jula-juli juga tidak banyak ditampilkan. Padahal itu juga ciri khas Ludruk. Tapi nggak pa-pa. Kita harapkan kedepan lebih bagus,” ujar DODI OBENK sambil menambahkan bahwa peserta masih terjebak dalam permainan teater.

Berbeda dengan gelaran Festival Ludruk Generasi yang pertama pada tahun 2004 lalu, dimana pesertanya dari kalangan mahasiswa dan pelajar, untuk tahun gelaran kedua kali ini fokus pada pelajar SMA saja. Namun tidak menutup kemungkinan tahun selanjutnya digelar untuk pelajar dan mahasiswa. “Tapi tahun ini ada peningkatan jumlah peserta,” pungkas DODI OBENK pada suarasurabaya.net.(tok)